Hamas kecam penangkapan Imam Masjid Al-Aqsa, Syekh Ikrimah Shabri

Isolasi terhadap salah satu imam Masjid Al-Aqsa mendapat kecaman dari Hamas di Gaza. Kebijakan Israel tersebut disebutkan tidak akan pernah berhasil mematahkan semangat warga Palestina.

BY Edited Tue,21 Jan 2020,10:38 AM

Gaza, SPNA - Salah satu gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina di Gaza, Hamas, Senin (20/01), menyampaikan kecaman terhadap militer Israel yang mengisolasi Imam Masjid Al-Aqsa, Syekh Ikrimah Shabri. Ia dilarang mendatangi Al-Aqsa selama seminggu karena dituduh menyampaikan ujaran kebencian dalam khutbahnya terhadap Israel.

Dalam penyataannya Hamas mengatakan, "Politik isolasi yang dilakukan Israel tidak akan pernah berhasil mematahkan semangat warga dalam mempertahankan Al-Aqsa."

Menurut gerakan yang menguasai Gaza tersebut bahwa politik Israel itu tidak akan mengubah fakta kepemilikan umat Islam terhadap Masjid Al-Aqsa.

Militer Israel, Minggu (19/01), menyerahkan surat perintah  isolasi untuk Syekh Ikrimah Shabri, Imam sekaligus Khatib Masjid Al-Aqsa. Ia dituduh memanasi warga untuk melakukan perlawanan terhadap militer Israel.

Syekh Ikrimah diperintahkan untuk kembali mendatangi pos polisi Israel pada Sabtu mendatang, guna mendengarkan keputusan selanjutnya.

Ia mengatakan, "Israel terus berusaha melakukan segala cara untuk menguasai Masjid Al-Aqsa."

Sejak pertama kali menjadi khatib Masjid Al-Aqsa tahun 1973, atau 47 tahun lalu, ia melihat bahwa Israel terus berusaha menjauhkan umat muslim Palestina dari Al-Aqsa.

Seiring meningkatnya eskalasi penistaan Masjid Al-Aqsa yang dilakukan warga Yahudi Israel, warga Palestina beramai-ramai kunjungi Masjid Al-Aqsa, untuk melaksanakan shalat berjamaah, khususnya ketika subuh. Aksi tersebut diberi nama “Al-Fajr Al-Adhim (Subuh Luar Biasa)”.

Warga rela keluar rumah pada pertengahan malam bahkan di tengah musim dingin yang sedang memuncak, demi membela alasan di balik konflik Palestina sebenarnya.  Hal yang sama juga berlaku di Masjid Ibrahimiah, Masjid tersuci nomor dua di Palestina setelah Al-Aqsa.

Sama seperti Al-Aqsa, masjid yang terletak di tengah Kota Hebron tersebut juga merupakan salah satu situs Islam yang ingin direbut Israel.

Kampanye shalat subuh berjemaah tersebut merupakan respon terhadap penistaan Yahudi Israel yang terus melakukan kunjungannya ke Masjid Al-Alqsa.

Kunjungan Yahudi ke Masjid Al-Aqsa, semakin padat sejak tahun 2003. Tahun dimana pemerintah Israel mulai membuka gerbang Al-Aqsa bagi warganya setiap hari kecuali Jumat dan Sabtu.

Departemen Wakaf Yerusalem yang bertugas mengurus Masjid Al-Aqsa sudah berulang kali meminta Israel untuk tidak mengizinkan warga Yahudi masuk ke Al-Aqsa. Namun permintaan seperti itu tidak pernah digubris.

(T.HN/S: Qudspress)

leave a reply
Posting terakhir