Kuala Lumpur, SPNA – Sebagian besar faksi Malaysia sepakat tolak khitah perdamaian Palestina-Israel yang ditawarkan Amerika Serikat. Rencana perdamaian yang dikenal luas dengan istilah Deal of The Century tersebut jelas-jelas merugikan Palestina.

Tiga puluh empat faksi Malaysia, Jumat (31/01), dilaporkan berkumpul di ibu kota mengumumkan penolakan mereka. Di depan para wartawan sejumlah organisasi  dan partai politk tersebut sepakat memutuskan bahwa tawaran Amerika tersebut merupakan bentuk pelanggaran hak paling buruh yang pernah ada.

Abdul Hamid yang dipercaya menyampaikan hasil keputusan bersama mengatakan, “Deal of The Century sama sekali tidak akan menciptakan perdamian. Hal tersebut merupakan contoh pelanggaran hak yang paling buruk.”

“Secara sederhana, Amerika sebenarnya sedang memaksa warga Palestina untuk menyerah terhadap apa yang mereka perjuangkan selama puluhan tahun terakhir.” Tambahnya.

Selain itu, ia juga tidak lupa menyampaikan kecamannya terhadap sejumlah Negara yang memberikan dukungan untuk rencana perdamaian Amerika. Terutama Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, tiga Negara yang dituduh mengiyakan konspirasi Israel-Amerika itu.

Dalam penutupan, ia mengajak semua pihak, baik pemerintah ataupun organisasi publik non pemerintah, serta tokoh berpengaruh untuk menyampaikan penolakannya.

Selasa (28/01) lalu Presiden Amerika Donald Trump telah mengumumkan isi dari Deal of The Century yang telah lama dibicarakan dalam setahun terakhir. Ia merupakan sebuah format perdamaian untuk menyelesaikan konflik berkepanjagan antara Palestina dan Israel.

Salah satu poin perdamaian tersebut adalah Palestina harus menyerahkan seluruh wilayah Yerusalem untuk Israel, termasuk di dalamnya Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina tetap akan diberikan akses menuju Al-Aqsa asalkan tidak berniat untuk menciptakan kerusuhan.

Pemerintah Palestina jauh hari sebelum diumumkan telah menyatakan penolakannya. Amerika dianggap tidak lagi layak untuk menjadi penengah dalam kasus Palestina.

(T.HN/S: Qudspress)