Gaza, SPNA - Otoritas Israel dua hari berturut-turut (Senin dan Selasa) meliburkan sekolah di seluruh permukiman ilegal Yahudi yang berada dekat dengan perbatasan Gaza. Hal tersebut menanggapi ketegangan yang sedang berlangsung di Israel bagian selatan tersebut.
Dikutip dari salah satu media Israel Yedioth Ahronoth, keputusan tersebut diambil setelah berlangsungnya pertemaun antara pemerintah setempat dengan pihak militer.
Keamanan Israel juga menghimbau warga untuk menunda semua aktivitas di luar rumah. Dengan tujuan menghindari jatuhnya korban akibat penembakan roket pejaung Gaza.
Jual beli senjata antara pejuang Gaza dan militer Israel diawali oleh penembakan seorang prajurit Jihad Islami Minggu (23/02).
Quds Brigades, sayap bersenjata Jihad Islami di Gaza, Minggu sore (23/02) mengumumkan bertanggung jawab terhadap penembakan sejumlah roket ke permukiman ilegal Yahudi.
Dalam konfirmasi singkatnya, Quds Brigades mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan terhadap pembunuhan salah satu pasukannya yang ditembak militer Israel di perbatasan Khan Yunis.
Prajurit yang dimaksud adalah Muhammad Ali Naim (27). Menurut militer Israel ia ditembak karena memasang bom di perbatasan Gaza-Israel.
Setelah ditembak, Israel berniat menyita jasad tersebut agar menjadi pelajaran bagi pejuang lainnya. Kemarahan Pejuang Palestina bertambah karena jasad tersebut dikutip dengan menggunakan buldoser.
Pasca kejadian, Jihad Islami berjanji akan membalas perlakuan bejat Israel tersebut.
Dari media lokal Palestina, Senin (24/02) kemarin melaporkan setidaknya terdapat 20 roket pejuang Gaza bersarang ke permukiman ilegal. Namun demikian tidak ada kerugian jiwa atau bangunan sama sekali.
Serangan tersebut dibalas dengan serangan pesawat udara oleh militer Israel. Quds Brigades, tadi malam lagi-lagi mengumumkan serangan puluhan roket ke wilayah Israel.
(T.HN/S: Qudspress)