Tolak amnesti pembunuh warga Palestina, Presiden Israel Ruven Rivlin dihujat

Betlehem, SPNA - Presiden Israel Ruven Rivlin telah menghadapi black campaign paska  penolakannya untuk memberikan amnesti kepada tentara Israel Elor Azaria, pelaku pembunuhan terhadap warga Palestina Abdel Fattah Sharif di kota Hebron, seperti dilansir Maannews (21/11/2017)

BY 4adminEdited Tue,21 Nov 2017,09:15 AM

Betlehem, SPNA - Presiden Israel Ruven Rivlin telah menghadapi black campaign paska  penolakannya untuk memberikan amnesti kepada tentara Israel Elor Azaria, pelaku pembunuhan terhadap warga Palestina Abdel Fattah Sharif di kota Hebron, seperti dilansir Maannews (21/11/2017)

Sebagian pengguna media social Israel memasang foto Rivlin dengan memakai kafiyeh Palestina serta melontarkan komentar tajam dan penghinaan.

Sementara itu Polisi Israel melakukan penyelidikan terhadap serangkaian ‘’hasutan’’  terhadap Rivlin untuk mengantisipasi terulangnya skenario pembunuhan  mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, oleh ekstremis Yahudi akibat hasutan.

Rivlin kemarin, Senin (20/11/2017) menolak memberikan amnesti kepada tentara Israel kelahiran Prancis Elor Azaria yang  dipidana pengadilan Israel atas pembunuhan pemuda Palestina bernama  Abdel-Fattah al-Sharif pada Maret 2016 lalu.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman dan PM Netanyahu  merekomendasikan agar Rivlin menerima amnesti tersebut.

Lieberman juga mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Rivlin tersebut. ‘’Presiden Rivlin menyia-nyiakan kesempatan untuk menutup kasus yang mengguncang Israel ini. ‘’

Sejumlah besar Menteri dan anggota parlemen Knesset juga menuntut agar Rivlin mengundurkan  diri dari jabatannya.

Dilain pihak, Yair Lapid  pemimpin partai  Yesh Atid,  menentang kritikan yang ditujukan kepada Presdien Ruven Rivlin.  Ia juga meminta PM Israel Benyamin Netanyahu  membela Rivlin di jejaring sosial serta menahan sejumlah menteri yang mengkritik Rivlin.

24 Maret 2016 silam warga Palestina bernama Abdel Fattah al-Sharif,  menikam seorang tentara Israel yang bertugas di Tel Rumeida, Hebron. Ia lalu ditembak dan terkapar di tanah akibat tembakan itu. Namun, Elor Azaria, seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melepaskan tembakan lainnya  saat Al-Sharif terbaring  tak berdaya di jalan. Tembakan tersebut menyebabkan al-Sharif gugur beberapa menit kemudian.

Azaria lalu ditangkap Polisi Militer Israel dan dituduh bersalah atas pembunuhan tersebut.

Azaria sebelumnya telah mengajukan amnesti kepada pengadilan militer namun permohonan tersbeut ditolak oleh Presiden Israel Ruven Rivlin.

Kantor kepresidenan Israel melansir sebuah pernyataan yang berisi: ‘’Setelah meneliti tindakan kriminal tersebut dan situasi terkait, maka Presiden Rivlin menolak permohonan amnesti Elor Azaria,’’ seperti dilansir Rt Arabic.

Rivlin menambahkan bahwa pengampunan hukum terhadap Azaria  dapat merusak nilai-nilai prajurit Israel. (T.RS/S:Maannews)

leave a reply