Penasihat keamanan senior Israel: Seruan untuk menduduki kembali Gaza 'tidak masuk akal'

Kepada perdana menteri Israel, mantan Penasihat Keamanan Nasional dan mantan kepala Dewan Keamanan Nasional, Yaakov Amidror, menggambarkan bahwa seruan Israel untuk menduduki kembali Jalur Gaza adalah hal yang "tidak masuk akal", Arab48 melaporkan, Rabu (15/08/2018).

BY 4adminEdited Thu,16 Aug 2018,05:46 PM

MEMO - Gaza

Gaza, SPNA - Kepada perdana menteri Israel, mantan Penasihat Keamanan Nasional dan mantan kepala Dewan Keamanan Nasional, Yaakov Amidror, menggambarkan bahwa seruan Israel untuk menduduki kembali Jalur Gaza adalah hal yang "tidak masuk akal", Arab48 melaporkan, Rabu (15/08/2018).

Pernyataan tersebut merupakan balasan terhadap sejumlah politisi Israel, yang menyeru untuk menduduki kembali Gaza. Amidror mengatakan, “Ini tidak masuk akal. Siapa pun yang menyarankan ini, sesungguhnya ia tidak menyadari apa yang dikatakannya.”

“Mari kita bayangkan bahwa kita telah menduduki Gaza, apa yang akan kita lakukan pada hari berikutnya? Menjadi bertanggung jawab untuk dua juta orang penduduknya? Ini sama sekali bukan saran yang bisa diandalkan,” tegasnya.

Pekan lalu, mantan perdana menteri Israel Ehud Barak mengatakan bahwa mengakhiri kendali Hamas atas Gaza yang terkepung dapat dicapai melalui pendudukan ulang secara penuh daerah kantong tersebut, dan mencatat bahwa proposal ini telah diajukan dalam perundingan untuk untuk didiskusikan pada tahun 2011.

Menteri Energi Israel Yuval Steinitz menyerukan agar pemerintahnya menduduki kembali Gaza untuk mengakhiri kekuasaan Hamas.

Mengenai proposal politik yang ditawarkan kepada Hamas, Amidror mengatakan bahwa masalahnya adalah hal itu tidak menyentuh kemampuan militer Hamas. Ini menekan Israel untuk terus membangun kekuatannya agar siap untuk meningkatkan kemampuan Hamas.

Amidror mengatakan bahwa hanya ada dua pilihan: terus menyerang Hamas, dan mereka akan membangun kembali kekuatan mereka, atau menduduki kembali Gaza.

Dia pun menyarankan opsi ketiga; menargetkan para pemimpin Hamas. Ini, bagaimanapun, akan mengarah pada pertemuan sengit dengan gerakan Palestina. "Opsi ini harus dipertimbangkan dan kami harus tetap siap untuk melaksanakannya ketika harga untuk itu pantas," katanya.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir