Yerussalem, SPNA – Pada Minggu (15/11/2020), Palestina mengecam rencana Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, untuk mengunjungi permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang dianeksasi dalam waktu dekat ini. Palestina menilai kunjungan Pompeo adalah langkah lain pemerintahan Trump yang belum pernah terjadi pada pemerintahan AS sebelumnya dalam mendukung entitas Israel.
Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, menggambarkan kunjungan Pompeo yang akan datang sebagai langkah provokasi kepada rakyat dan kepemimpinan Palestina. Palestina menganggap hal ini secara terang-terangan mengabaikan resolusi internasional, terutama Resolusi DK PBB 2334 yang mengutuk permukiman ilegal Israel atas persetujuan Amerika Serikat sebelumnya.
Abu Rudeineh memperingatkan bahwa Israel sedang berusaha mendapatkan keuntungan dari dukungan tak terbatas dari pemerintah AS saat ini. Ia mencatat bahwa Gedung Putih selama era Trump telah memberi Tel Aviv semua dukungan yang memungkinkan perluasan pemukiman ilegal dan perampasan tanah Palestina dalam jumlah lebih besar.
Abu Rudeineh mengatakan bahwa pengumuman kunjungan Pompeo menyimpulkan satu hal bahwa pemerintah Amerika telah menjadi mitra kunci dalam pendudukan dan aneksasi tanah Palestina. Ia menekankan bahwa kunjungan ini maupun dukungan Amerika lainnya tidak dapat memberikan legitimasi pemukiman ilegal Israel atau mengubah fakta bahwa status itu akan berakhir.
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Palestina juga mengecam pengumuman tender Israel untuk pembangunan 1.257 unit rumah baru di pemukiman ilegal Tepi Barat yang terletak di antara kota Yerusalem dan Betlehem. Unit-unit perumahan baru ini akan memisahkan Yerusalem dari kota Betlehem di Tepi Barat.
Abu Rudeineh mengatakan tender baru Israel adalah kelanjutan dari upaya pemerintah Israel untuk melenyapkan solusi dua negara yang didukung secara internasional dan mengabaikan semua resolusi legitimasi internasional yang telah berulang kali menegaskan ilegalitas permukiman Israel.
(T.NA/S: RT Arabic)