Jakarta, SPNA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan kembali dukungan kuat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Dalam panggilan telepon dengan rekannya dari Palestina Riyad Al-Maliki, Retno menanyakan tentang dialog antara Hamas dan Fatah serta persiapannya guna mengakhiri perpecahan internal, seperti yang diumumkan oleh Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB.

Pada bulan September, delegasi dari kedua gerakan bertemu di Istanbul dan sepakat untuk meletakkan visi untuk dialog nasional yang komprehensif dalam kemitraan dengan semua faksi Palestina.

Namun, Selasa lalu, PA dan Fatah mengumumkan dimulainya kembali kerja sama keamanan dengan Israel, tindakan yang dikritik keras oleh semua faksi Palestina dan digambarkan sebagai "tusukan di belakang kemitraan potensial".

Kedua menteri luar negeri itu juga membahas hasil pemilu AS dan dampaknya terhadap perjuangan Palestina. Retno mengatakan, Presiden terpilih Joe Biden yang menjabat di Gedung Putih harus menunjukkan prospek yang lebih baik untuk proses perdamaian Israel-Palestina.

Ia melanjutkan dengan mengundang Al-Maliki ke Indonesia, menegaskan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum regional dan internasional lainnya.

Indonesia, negara mayoritas Muslim, adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan menyampaikan salah satu tujuan utamanya di dewan dalam menangani masalah Palestina. Tidak memiliki hubungan formal dengan negara pendudukan Israel sejak dibentuk di tanah Palestina pada tahun 1948. Untuk mendukung Palestina, Jakarta mengeluarkan pembebasan pajak atas impor Palestina.

Pada gilirannya, Israel telah mengambil tindakan lunak terhadap Indonesia seperti melarang wisatawan dari negara tersebut tetapi telah melakukan tawaran ke arah itu dalam beberapa tahun terakhir untuk mempengaruhi proses normalisasi.

(T.RA/S: MEMO)