Wadi Qana, Cagar Alam Palestina yang Bertahan Hidup Menghadapi Penjajahan Israel

Zaidan menunjukkan bahwa pendudukan Israel menerapkan hukumnya kepada penduduk Palestina dengan tujuan menggusur orang-orang Palestina dari daerah tersebut. Ia menyerukan semua penduduk Tepi Barat untuk mengunjungi daerah Deir Esta untuk meningkatkan keteguhan para petani Kawasan tersebut.

BY Edited Sun,24 Jan 2021,10:51 AM

Yerusalem, SPNA - Otoritas pendudukan Israel melanjutkan pelanggaran terhadap hak-hak warga Palestina di Tepi Barat. Pendudukan Israel menggunakan kelompok pemukim ilegal Israel untuk melakukan kebijakan agresif terhadap tanah penduduk Palestina yang pada umumnya terjadi di kawasan Tepi Barat  dan tanah Wadi Qana di Deir Easta, distrik Salfit pada khususnya.

Wadi Qana adalah salah satu cabang dari Sungai Al-Auja, yang terdapat 12 mata air dan beberapa aliran air.  Tanah Wadi Qana dimiliki oleh orang Palestina, sebagian besar dari desa tetangga Deir Ista menggunakannya untuk membantu mengelola pertanian dan penggembalaan. Para petani dan pengembala bergantung pada Wadi Qana.

Selama tahun 1978 dan 1986, beberapa pemukiman didirikan di perbukitan yang menghadap ke kedua tepian lembah: Emmanuel dan Karneih Shomron dari utara, serta Likir dan Nofim dari selatan.

Seiring berjalannya waktu, pemukiman Karnei Shomron meluas hingga ke beberapa bukit tetangga. Di antara tahun 1998 dan 2000, pos-pos pemukiman Israel juga dibangun di samping pemukiman tersebut, yaitu Aloni Shilo, El Matan, dan Havat Yair.

Said Zaidan, Wali Kota Deir Esta, membenarkan bahwa Wadi Qana adalah bagian dari Biara Istia, dengan tanah dan penduduk Palestina, dengan luas 5.000 dunum atau sekitar 500 hektare. Penduduk Tepi Barat mengunjungi Wadi Qana setiap hari, karena selain memiliki sumber mata air, Wadi Qana juga ditanami berbagai pepohonan buah, seperti jeruk, almond, dan zaitun.

Zaidan menjelaskan bahwa di kotamadya Deir Esta mereka berupaya memperbaiki dan memperindah daerah lembah dengan membuat tempat peristirahatan dan mengaspal jalan di dalamnya. Namun, pendudukan Israel menolaknya selama bertahun-tahun, sehingga menyebabkan masalah kurangnya layanan yang tersedia bagi pengunjung. Wali Kota Deir Esta meminta pendudukan Israel untuk mengizinkan mereka membersihkan lembah. Setelah enam kali berkorespondensi, pendudukan Israel hanya diberikan dua hari untuk merehabilitasi jalan, tapi menurut Zaidan itu tidak cukup.

Zaidan menjelaskan bahwa wilayah Wadi Asta kerap menjadi sasaran sejumlah serangan dari pemukim Israel, seperti penebangan pohon, pembongkaran rantai, peternakan, dan perusakan saluran air yang digunakan untuk menyalurkan air kepada para petani.

Zidan menunjukkan bahwa di wilayah Deir Easta, mereka menghadapi perjuangan untuk kedaulatan tanah Wadi Asta. Pendudukan Israel menolak penduduk Palestina melakukan reformasi di wilayah tersebut, di sisi lain mereka membangun tujuh pemukiman Israel di tanah Palestina yang mengelilingi lembah dan meluas hingga ke dalamnya.

“Anda akan menemukan tanda-tanda nama Arab yang dihilangkan di mana-mana, dan jalur sepeda reli melalui jalan khusus untuk pemukim Israel, sedangkan penduduk Palestina dilarang memasang kursi dan merehabilitasi jalan untuk memudahkan mengunjungi lembah dan menikmati keindahan alam,” kata Zaidan.

Zaidan menunjukkan bahwa pendudukan Israel menerapkan hukumnya kepada penduduk Palestina dengan tujuan menggusur orang-orang Palestina dari daerah tersebut. Ia menyerukan semua penduduk Tepi Barat untuk mengunjungi daerah Deir Esta untuk meningkatkan keteguhan para petani Kawasan tersebut.

Zaidan meminta otoritas resmi Palestina untuk mendukung petani Palestina di Deir Istia, untuk melestarikannya sebagai tujuan wisata bagi warga Palestina sehingga dapat mengantisipasi jalan bagi Israel untuk terus melakukan proses pendudukan dan ambisinya.

(T.NA/S: Palinfo)

 

leave a reply
Posting terakhir

Peace Now Umumkan Cagar Alam di Tepi Barat, Bertujuan Rebut Tanah Palestina

Peace Now menunjukkan bahwa deklarasi Tel Aviv terkait kawasan cagar alam akan menambah batasan baru yang membatasi penggunaan tanah oleh orang-orang Palestina. Hal ini dikarenakan pemilik tanah yang tanahnya telah dinyatakan sebagai bagian dari cagar alam tidak dapat membajak, mengolah lahan pertanian, dan melepaskan hewan gembalaan di tanah mereka tanpa persetujuan dari "Petugas Cagar Alam Israel".

Israel Kuasai 36 Wilayah di Tepi Barat dengan Dalih Cagar Alam

Musa mengungkapkan bahwa 11.000 hektar tanah yang diumumkan pendudukan baru-baru ini sebagai cagar alam di daerah Jericho, Al-Jiftlik Selatan, Deir Hajla dan wilayah timur Tayaseer di daerah Tubas, sebenarnya adalah lahan pertanian yang subur milik rakyat Palestina.