Tel Aviv, SPNA – Pemerintah Israel menyatakan akan membangun 7 proyek cagar alam di Tepi Barat yang diduduki.
Dilansir The Independent Arabic, (18/01/2019) proyek perdana pemerintah Israel sejak 25 tahun terakhir tersebut ditentang sejumlah lembaga kemanusiaan Israel serta Pemerintah Palestina yang berjanji akan melapor kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennet menegaskan proyek cagar alam mengukuhkan otoritas Israel di Palestina di wilayah C, mencakup 61% wilayah Tepi Barat yang secara militer berada dibawah otoritas Israel.
Pembangunan hunian Israel di Tepi Barat secara hukum internasional adalah illegal serta merusak solusi dua negara yang direstui dunia internasional dalam penyelesaian konflik Israel – Palestina.
"Kami berhasil mengukuhkan otoritas Israel di wilayah Palestina, dan akan terus mengembangkan permukiman Yahudi di wilayah C dengan langkah nyata bukan dengan omong kosong belaka, " ujar Bennet.
Sementara itu gerakan Peace Now Israel yang mengawasi proyek pembangunan hunian illegal Israel, mengatakan bahwa proyek cagar alam bertujuan merebut sepertiga wilayah Palestina.
Tel Aviv melalui proyek terlarang ini berupaya mempersulit akses warga Palestina serta berniat mencaplok Tepi Barat ke wilayah Israel.
Di saat yang sama Pemerintah Palestina juga mengecam keras proyek cagar alam. Kementerian Luar Negeri Palestina menegaskan akan membawa kasus ini ke PBB serta Pengadilan Internasional, seperti dikutip dari Wafanews.
Israel sendiri memilikis 96 cagar alam serta 14 lokasi hiburan nasional di Tepi Barat yang diduduki, meskipun hal ini secara nyata melanggar aturan internasional.
"Israel membuat seolah-olah wilayah tersebut tidak terjajah dan milik warga Yahudi. Solusi Dua Negara bagaimanapun bentuknya tidak akan mampu mengalihkan 61% wilayah Palestina di Tepi Barat ke Israel, '' tulis The Indendent Arabic.
Berdasarkan hukum internasional, pembangunan hunian Israel di Tepi Barat bagaimanapun jenis dan bentuknya adalah tindakan yang melanggar hukum. "Apa yang terjadi sekarang ini tak lebih dari perebutan wilayah Palestina secara perlahan," tegas gerakan perdamaian Yahudi tersebut.
(T.RS/S:TheIndependent Arabic)