WHO: Serangan Israel Terhadap Sektor Kesehatan Palestina Meningkat Selama Pandemi COVID-19

Lembaga ini menyerukan perlindungan terhadap tenaga kesehatan dan diakhirinya serangan.

BY Edited Tue,02 Feb 2021,04:45 PM

Yerusalem, SPNA - Di tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 59 serangan dilakukan Israel terhadap sektor kesehatan Palestina di wilayah Palestina yang diduduki, sebagaimana tertuang dalam laporan terakhir lembaga ini tentang akses kesehatan di wilayah yang diduduki.

Dari jumlah tersebut, 42% atau 25 kasus pelanggaran berupa hambatan dalam penyediaan layanan kesehatan. Dari jumlah ini, 12 insiden terjadi saat ambulans hendak mengakses warga yang terluka parah.

Sementara itu, 61% atau 36 kasus pelanggaran fisik terhadap tenaga kesehatan (nakes), pengemudi ambulans, dan fasilitas kesehatan. Dari jumlah ini, 6 kasus terkait dengan penahanan nakes, pengemudi ambulans, pasien dan pendamping pasien.

Tiga bulan terakhir di tahun 2020, WHO mencatat 15 pelanggaran terhadap sektor kesehatan terjadi di wilayah Palestina yang diduduki. Dari jumlah ini, tujuh kasus tekait dengan serangan fisik terhadap nakes, pengemudi ambulans dan fasilitas kesehatan. Sembilan lainnya berupa gangguan dalam penyediaan layanan kesehatan, di mana lima dari kasus ini berupa hambatan saat tim medis berusaha mengakses warga yang terluka.

Pada 24 November, satu tim medis Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) berada di dekat pos pemeriksaan di utara Lembah Yordania – wilayah Tubas Tepi Barat, memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka dalam konfrontasi. Saat itu, pasukan Israel melakukan serangan fisik ketika mereka berusaha memberikan pertolongan pertama kepada seseorang yang terluka akibat terkena peluru berlapis karet.

Beberapa anggota pasukan Israel berusaha menaiki ambulans dan memaksa menangkap korban terluka tersebut, saat ia tidak ditemani petugas medis. Mereka juga menembakkan gas air mata ke ambulans ketika para nakes mengobati korban luka di dalamnya.

Pada 11 Desember, seorang nakes  yang bekerja pada Masyarakat Bantuan Medis Palestina (PMRS) ditendang dan dipukuli dengan popor senjata. Ini berlangsung saat ia memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka dalam demonstrasi yang diadakan untuk memprotes perluasan permukiman dan penyitaan tanah dekat desa Kufr Malek di Tepi Barat.

Petugas tersebut melaporkan bahwa tentara Israel menyemprotkan semprotan merica ke wajahnya yang dihirupnya selama insiden berlangsung. Ia pun pingsan dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Kompleks Medis Palestina di Ramallah. Di sana ia kemudian dirawat dan harus cuti bekerja selama lebih dari satu minggu.

Dalam konfrontasi yang sama, dua relawan PRCS mengalami luka memar setelah diserang secara fisik saat memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka.

Pada 4 November, Bilal Adnan Ayed yang berusia 29 tahun ditembak oleh pasukan Israel saat mengendarai mobilnya menuju pos pemeriksaan dekat desa A'warta, timur laut distrik Nablus di Tepi Barat. Pasukan Israel menuduhnya melakukan upaya serudukan. Menyusul kejadian tersebut, tentara menutup jalan dan mencegah ambulans PRCS menjangkau orang yang terluka. Sebuah ambulans Magen David Adom Israel kemudian tiba lalu kematian Bilal setelah tubuhnya dipindahkan.

Serangan terhadap nakes di wilayah Palestina yang diduduki masih terus terjadi pada tahun 2020, kata WHO. Pihaknya pun bekerja untuk meningkatkan sistem pemantauan dan dukungan bagi nakes dan akan memperkuat suara mereka yang terkena dampak.

Lembaga ini menyerukan perlindungan terhadap tenaga kesehatan dan diakhirinya serangan.

(T.RA/S: WAFA)

leave a reply
Posting terakhir