Houthi Siap Fasilitasi PBB Periksa Tangker Minyak "Shafeer" di Al Hudaydah Yaman

Selama bertahun-tahun, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berusaha untuk menjaga kapal “Shafeer” yang dibuat pada 45 tahun lalu dan digunakan sebagai tempat penyimpanan terapung. Kapal ini memuat sekitar 1,1 juta barel minyak mentah atau senilai sekitar $ 40 juta.

BY Edited Thu,04 Feb 2021,10:32 AM

Sana’a, SPNA – Houthi pada Rabu (3/2/2021), mengkonfirmasi kesiapan memfasilitasi para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan kapal tanker minyak “Shafeer” yang ditinggalkan di lepas pelabuhan Al Hudaydah, dan menyangkal adanya hambatan prosedural seperti yang diumumkan oleh PBB.

“Tidak ada yang baru. Tidak ada masalah. Tidak ada penundaan,” kata Menteri Perminyakan Ahmed Dars di pemerintahan Sana’a.

Ahmed Dars menegaskan bahwa Houthi siap untuk membantu proses pemeriksaan dan perawatan. Ia menyangkal adanya masalah dan mengklarifikasi tanggal pemeriksaan yang akan dijadwalkan pada awal Maret mendatang seperti yang diumumkan PBB.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Selasa (2/2/2021) telah mengkonfirmasi bahwa PBB telah mengalokasikan $ 3,35 juta untuk misi perawatan kapal tersebut. PBB menunggu pesan terkait jaminan keamanan dari Houthi.

“Kami prihatin dengan indikasi dari otoritas de facto Houthi. Kami sedang mempertimbangkan untuk meninjau persetujuan resmi mereka untuk menerbitkan misi tersebut,” kata Dujarric.

Ahmed Dars juga mengutuk keterlambatan pemeriksaan kapal tanker “Shafeer” yang memasok bahan bakar ke Yaman, sementara Sana’a dan daerah di bawah kendali Houthi menderita kekurangan bahan bakar.

Selama bertahun-tahun, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berusaha untuk menjaga kapal “Shafeer” yang dibuat 45 tahun lalu dan digunakan sebagai tempat penyimpanan terapung. Kapal ini memuat sekitar 1,1 juta barel minyak mentah atau senilai sekitar $ 40 juta.

Kapal tersebut tidak menjalani perawatan apa pun sejak 2015, yang menyebabkan erosi di struktur badan kapal dan kerusakan lainnya. Pada 27 Mei 2020, air bocor ke ruang mesinnya. Kapal tersebut terancam meledak setiap saat atau pecah dan hal ini akan menyebabkan kebocoran muatannya ke Laut Merah.

(T.NA/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir