Badan Investigasi Nasional Turki Menuduh Fethullah Gulen Melakukan

BY Mahmoud Abu ShariaEdited Wed,27 Jul 2016,07:27 AM

Badan Investigasi Nasional Turki Menuduh Fethullah Gulen Melakukan Kudeta Atas Perintah Amerika.

Ankara – Suarapalestina - Pengadilan Kriminal di Ankara menerima dokumen yang mendakwa bahwa Fethullah Gulen melakukan kudeta berdasarkan instruksi Badan Intelejen Amerika  Serikat (CIA), Jumat (22/7).

Dokumen tersebut menyatakan, agen CIA menyusupi dan mengumpulkan informasi melalui sekolah yang dimiliki Gulen di negara-negara tersebut.

Fethullah Gulen tidak mungkin bisa menetap di Pennsylvania tanpa persetujuan pemerintah Amerika Serikat. Merujuk kepada fakta bahwa Pemerintah Amerika tidak mungkin mengizinkan Fethullah Gulen tetap tinggal tanpa tujuan politik.

Dokumen tersebut mengatakan, Fethullah Gulen dan organisasinya mengumpulkan dana di Turki dengan cara melakukan penipuan atas nama agama lalu digunakan untuk membangun gereja, pemilu Presiden dan pemilu Senator di Amerika Serikat.

Gulen memiliki ribuan hakim dan jaksa di pengadilan yang dapat membuat keputusan yang bertentangan dengan hukum jika dibutuhkan. Ia juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, serta menghalangi keputusan hukum yang menargetkannya secara langsung.

Menurut dokumen tersebut, semua pihak baik aparatur negara, kelompok agama, lembaga politik, organisasi masyarakat, universitas, militer dan seluruh komponen masyarakat bertanggung jawab atas tumbuhnya organisasi Gulen di dalam negara.

Fethullah Gulen dan kelompoknya telah secara nyata melakukan kudeta militer untuk menguasai Turki dengan tujuan mengambil alih negara dari balik tirai dengan menggunakan senjata. Fethullah Gulen juga terbukti memiliki hubungan dengan pemimpin lobi Armenia, Yahudi dan Fremason. Gulen juga bertukar hadiah dengan mereka.

Gulen, melalui jaringannya di tubuh militer telah mencuri informasi dari aparatur pemerintah dengan menggunakan simbol khusus. Seperti simbol 'Dekan' untuk mantan presiden Abdullah Gul, 'Mekir', untuk mantan Menteri dalam Negeri Bashir Atalay, dan simbol 'Dursun' untuk mantan Menteri Dalam Negeri Idris Sahin, sedangkan simbol 'Ozan' untuk Erdogan.

Dokumen tersebut menjelaskan, struktur kelompok Gulen adalah protortype pemerintahan baru yang akan diterapkan kepada rakyat melalui negara paralel. Gulen dalam hal ini telah melakukan tindakan ilegal melalui penyuluhan di kepolisian, peradilan serta jaksa pengadilan khusus.

Gulen dengan efektif membentuk negara paralel didalam tubuh pemerintah. Gulen berhasil mengubah organisasi masyarakat menjadi lembaga yang memiliki hubungan dengan mereka. Gulen menyusupi lembaga peradilan, keamanan, militer, dan kementrian untuk mengendalikan badan Eksekutif.

Sebelumnya Fethullah Gulen telah menjalin hubungan dengan presiden CIA Morton Abramovic, serta melakukan pertemuan dengannya antara tahun 1983-1990 dan presiden Liga Anti-semit(LAF) Abraham Foxman, dan Paus katolik Roma, John Paul II.

Gulen dan kelompoknya memiliki anggaran dalam jumlah besar baik di Turki maupun dunia yang diperkirakan sebanyak 150 Milyar Dollar. Kekakayaan tersebut diperoleh dari Bank, Universitas, Sekolah, dan Asrama pelajar serta Lembaga Pendidikan Khusus, Media, Penerbitan, Perusahaan Pelayaran, dan perusahan lainnya.

Berdasarkan hal ini sidang sesi pertama terhadap Gulen akan dimulai 22 November mendatang.

15 Juli lalu kota Ankara dan Istanbul menjadi saksi percobaan kudeta yang gagal dimana Fethullan Gulen dan kelompoknya disinyalir berada dibalik kudeta. Pihak yang melakukan kudeta menutup dua jembatan yang menghubungkan antara Asia dan Eropa di Istanbul, serta berupaya mengambil kendali atas badan keamanans serta mengambil alih sebagian  media resmi dan swasta.

Percobaan kudeta mendapat respon negatif dan protes di berbagai wilayah, dimana sejumlah besar rakyat menuju gedung Parlemen dan Jenderal Tertinggi di Ankara dan Lapangan terbang Internasional di Istanbul serta memaksa militer yang menduduki wilayah tersebut untuk menarik mundur pasukannya. Hal ini menjadi penyebab terbesar kegagalan kudeta.

Perlu disebutkan bahwa organisasi Hizmet yang dipimpin  Fethullah Gulen berupaya menyusup ke badan pemerintah dan pendidikan dengan tujuan untuk menguasai negara. Hal ini terlihat jelas dalam upaya kudeta terakhir.

 

leave a reply