Hamas: Serangan Israel di Silwan dapat Memicu “Ledakan”

Hamas juga meminta para mediator genjatan senjata dan konflik Palestina-Israel dengan bergerak menahan tindakan otoritas pendudukan Israel untuk menghentikan serangan terhadap penduduk Palestina di Yerusalem dan kompleks Masjid Al-Aqsha.

BY Edited Wed,30 Jun 2021,10:20 AM

Yerusalem, SPNA – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), pada Selasa (29/06/2021), menegaskan bahwa serangan terang-terangan dan penyerbuan Israel terhadap lingkungan Al-Bustan di kawasan Silwan dengan tujuan menghancurkan apartemen perumahan dan menggusur penduduk Palestina adalah pelanggaran baru yang dapat merusak detonator ledakan yang konsekuensinya tidak diketahui.

“Gerakan perlawanan memberikan peringatan terhadap tindakan yang dilakukan pendudukan di Yerusalem, dan tidak akan membiarkan penjajah untuk melanjutkan kebijakannya untuk terus menghancurkan kota Yerusalem secara bertahap dengan memalsukan pernyataan, realitas, dan program yahudininasi,” kata Juru bicara Hamas untuk Yerusalem, Muhammad Hamadeh.

Hamadeh mencatatat bahwa berbagai pilihan tindakan gerakan perlawanan dalam menghadapi pendudukan Israel bisa dilakukan secara terbuka dan dengan bentuk yang beragam.

“Semuanya aksi bentuk perlawanan harus dipelajari dan diterapkan untuk melawan penjajahan,” ujar Hamadeh.

Hamas meminta seluruh rakyat Palestina untuk terus menghadapi otoritas pendudukan.

“Israel akan membayar mahal harga agresi dengan menghadapi lebih banyak eskalasi konfrontasi dan lebih banyak kemunculan sikap perlawanan di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa,” kata Hamadeh.

Hamas juga meminta para mediator genjatan senjata dan konflik Palestina-Israel dengan bergerak menahan tindakan otoritas pendudukan Israel untuk menghentikan serangan terhadap penduduk Palestina di Yerusalem dan kompleks Masjid Al-Aqsha.

Israel sudah mengeluarkan keputusan untuk melakukan penghancuran dan penggusuran 20 bagunan di Silwan secara bertahap dengan tuduhan sebagai bagunan ilegal.

Sementara warga Silwan membantah pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa mereka sudah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut bahkan sebelum Israel merampas tanah Yerusalem Timur pada tahun 1967. Menurut penduduk Palestina, tuduhan bangunan-bangunan di Silwan Ilegal tidak bisa diterima dan tidak masuk akal.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir