Tel Aviv, SPNA - Komite Penunjukan di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel, setelah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah pusat, memilih Eitan Naeh (57 tahun), sebagai duta besar untuk Bahrain, Kamis (02/09/2021).
Sebelumnya, Eitan pernah menjabat sebagai diplomat Israel pertama untuk Uni Emirat Arab (UEA) pasca tercapainya kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara.
Naeh juga pernah dikirim ke Turki pada tahun 2016, sampai pada tahun 2018 kemudian ia dideportasi kembali ke Israel, sebagai bentuk protes Turki atas terbunuhnya puluhan warga Palestina dalam bentrokan yang terjadi di pagar perbatasan.
Ia merupakan salah satu perintis proyek Zionis modern, dan terlibat secara langsung dalam upaya yahudisai Galilea.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Yair Lapid, mengatakan bahwa dirinya dapat segera melakukan kunjungan ke Bahrain, serta meresmikan kedutaan besar Israel di Manama.
Pernyataan tersebut disampaikannnya dalam pertemuan dengan Duta Besar Bahrain untuk Israel, Khalid Yusuf Al-Jalahmah, Kamis (02/09/2021), di gedung Knesseth Israel.
Lapid mengatakan, "Pembukaan Kedutaan Besar Bahrain di Israel merupakan langkah lain menuju perdamaian nyata di Timur Tengah."
Dalam beberapa waktu terakhir, Israel berhasil membangun kembali hubungan diplomatik mereka dengan sejumlah negara di wilayah Timur Tengah. Hal tersebut sangat penting bagi Israel, setelah sebelumnya tumbuh di tengah isolasi negara-negara Arab tetangganya.
Pada September 2020, Israel menandatangani normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain di bawah naungan mantan Presiden AS Donald Trump. Israel juga berhasil menyambung hubungan diplomasi dengan Sudan dan Maroko.
(T.HN/S: i24news)
