Galsgow, SPNA - Perdana Menteri Palestina, Muhammad Shtayyeh, tiba di Glasgow dengan para pemimpin dari seluruh dunia dan ia mencatatkan bahwa Israel merupakan hambatan utama Palestina terhadap pembangunan berkelanjutan di Palestina. DIkutip dari arabic.sputniknews.com, Senin (01/11/2021).

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim yang diadakan di Ibu Kota Skotlandia itu , Shtayyeh melaporkan pencemaran besar yang terjadi di Laut Mati akibat ulah Israel.

"Laut Mati sekarat akibat penipisan kekayaan mineral dan garam yang diambil oleh Israel darinya." Ucapnya.

Menurutnya Laut Mati akan kering pada tahun 2040. "Laut Mati akan mengering pada tahun 2040 jika Israel terus melakukan kegiatannya." Jelasnya.

Shtayyeh menambahkan: "Pendudukan Israel dan tindakannya mengubah ruang hijau menjadi pemukiman dan menguras sumber air adalah hambatan utama bagi pembangunan berkelanjutan di Palestina."

Shtayyeh memposting di akun Twitter resminya, sebuah tweet di mana dia berkata: "Bersama dengan para pemimpin dari seluruh dunia, kami akan mengeksplorasi cara-cara kerja sama untuk melindungi planet kita yang berharga ini."

"Kami di sini hari ini untuk memberi tahu dunia bahwa pendudukan Israel adalah ancaman jangka panjang paling serius bagi lingkungan Palestina." Tambahnya.

Dari surat kabar Shehab, Shtayyeh juga bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, di sela-sela KTT iklim berlangsung.

KTT Iklim sesi 26 resmi dibuka pada Minggu (31/10/2021) di Ibu Kota Galsgow, Skotlandia. Dihadiri oleh negara-negara yang ikut berpartisipasi dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklimdi Paris pada tahun 2015.

KTT itu diadakan di tengah ancaman besar perubahan iklim dalam setahun terakhir yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal yang telah menyebabkan banyak bencana di sejumlah wilayah di seluruh dunia pada awal tahun 2021.

(T.HN/S: Arabic.sputniknews.com)