Organisasi Amal Pengentasan Kemiskinan: Stok Gandum di Gaza Hanya Tersedia untuk Tiga Pekan

Oxfam: Sebagian besar keluarga Palestina saat ini membeli gandum dengan cara berhutang. Mereka juga mulai mengkonsumsi gandum dengan kulitas rendah, serta menghindari membeli buah-buahan, daging lembu dan ayam, kerena harga yang telalu mahal.

BY 4adminEdited Tue,12 Apr 2022,09:58 AM

Gaza, SPNA – Organisasi Amal untuk Pengentasan Kemiskinan global, Oxfam, memberi peringatan bahwa stok gandum di Gaza kemungkinan hanya akan bertahan untuk tiga pekan ke depan. Konflik Rusia-Ukraina juga menjadikan harga gandum meningkat sebesar 25%.

Direktur  Oxfam untuk wilayah Palestina, Shane Stevenson, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (11/02/2022) kemarin, bahwa warga Palestina sangat tertekan dengan kenaikan harga gandum. Kondisi di Gaza semakin diperparah akibat keberadaan blokade Israel yang memperlambat pengiriman barang-barang pokok dari luar Gaza.

Shane mengatakan bahwa pemerintah lokal setidaknya harus mengimpor 95% persen kebutuhan gandum. Namun masalah lain muncul karena Pemerintah tidak memiliki infrastruktur untuk  penyimpanan gandum dalam jumlah besar.

Kondisi ini membuat pemerintah mau tidak mau hanya bisa bergantung pada produksi lokal dan hasil pertanian Israel. Dimana Negara Yahudi tersebut juga mengimpor setengah dari kebutuhan gandumnya dari Ukraina.

Sesuai perkiraan organisasi pangan dunia, konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan kenaikan harga gandum di Palestina sebesar 23,6 persen.

Oxfam menambahkan bahwa sebagian besar keluarga Palestina saat ini membeli gandum dengan cara berhutang. Mereka juga mulai mengkonsumsi gandum dengan kulitas rendah, serta menghindari membeli buah-buahan, daging lembu, ayam, kerena harga yang terlalu mahal bagi mereka.

Di sisi lain, harga pakan yang meroket hingga 60% dari biasanya, juga menambah beban para peternak. Selain mereka juga kesulitan mendapatkan obat-obatan untuk ternak, dan serbuan pemukim Yahudi yang kerap kali menyerang peternakan dan lahan pertanian warga.

Abbas Milham, Ketua Organisasi Para Peternak Palestina meminta pemerintah turun tangan dan membantu menyelamatkan usaha mereka.

Oxfam sendiri mengajak dunia internasional untuk mencari solusi ekonomi untuk Palestina dan menempuh jalan diplomasi demi melawan kebijakan restriktif Israel.

Oxfam adalah konfederasi yang didirikan oleh 21 organisasi amal independen Inggris yang berfokus pada pengentasan kemiskinan global, didirikan pada tahun 1942 dan dipimpin oleh Oxfam International.

(T.HN/S: Alquds.com)

leave a reply
Posting terakhir