Tehran, SPNA - Pada peringatan pembakaran Masjid Al-Aqsha yang dilakukan oleh Israel, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, pada Sabtu (20/08/2022), menekankan bahwa aktivitas dan gerakan perlawanan adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Palestina.
Kanaani mengatakan bahwa pada 53 tahun yang lalu, pada 21 Agustus 1969, Zionis Israel membakar Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama bagi umat Islam.
“Ini bukanlah kejahatan pertama dan terakhir yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina,” kata Nasser Kanaani.
Nasser Kanaani menegaskan bahwa gerakan perlawanan merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Palestina dan Masjid Al-Aqsha dari kejahatan otoritas pendudukan Israel. Ia menekankan bahwa semua masjid di seluruh dunia harus menjadi pusat perlawanan terhadap Zionisme sampai Palestina merdeka sepenuhnya dari penjajahan Israel.
Pada 21 Agustus 1969 silam, ekstremis yahudi asal Australia, Denis Michael Rohan, menodai kompleks Al-Aqsha. Ia menyerbu masuk ke kompleks lalu membakar Masjid Al-Qibli. Api merusak bangunan hingga mengalami kerusakan parah, sehingga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merenovasi dan memulihkan dekorasinya seperti semula.
(T.FJ/S: RT Arabic)