Tel Aviv, SPNA - Pejabat senior Israel, pada Senin (23/10/2023), mengatakan bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan di tengah upaya intensif pembebasan lebih dari 200 tawanan yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Pejabat Israel, Matthew Chance, mengatakan bahwa Israel dan Amerika Serikat ingin membebaskan semua tawanan sesegera mungkin.
“Namun, upaya kemanusiaan ini tidak boleh dibiarkan mempengaruhi misi penghancuran Hamas,” kata Matthew Chance.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berbicara dengan pemerintah Israel secara rutin mengenai situasi di Gaza, terutama terkait tawanan.
Dalam pernyataan lain, Anthony Blinken mengindikasikan bahwa Washington melihat kemungkinan peningkatan perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah akibat tindakan Iran dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran di wilayah tersebut.
Blinken menambahkan dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat tidak menginginkan eskalasi dan berharap untuk membebaskan lebih banyak tawanan yang ditahan oleh Hamas.
Jalur Gaza telah menjadi sasaran pemboman Israel sejak 7 Oktober 2023. Kementerian Kesehatan Palestina, pada Senin siang (23/10/2023), menyampaikan bahwa jumlah penduduk Palestina yang meninggal dunia di Jalur Gaza sejak awal serangan keji Israel telah meningkat menjadi 5.087 orang, termasuk di antaranya 2.055 anak-anak, 1.119 perempuan, dan 217 lanjut usia.
Selain itu, sebanyak 15.273 orang lainnya masih luka-luka. Sementara itu lebih 15.000 penduduk Palestina lainnya mengalami luka-luka dan lebih satu jiwa penduduk Palestina telah menjadi pengungsi di sejumlah tempat di Jalur Gaza.
(T.FJ/S: RT Arabic)