Palestina Peringatkan Ancaman Penghancuran Al-Aqsha oleh Israel

Ditulis oleh: Dr. Don Wagner*

BY 4adminEdited Mon,22 Apr 2024,07:05 PM

Yerusalem, SPNA - Hal selanjutnya yang perlu dirasakan penduduk Palestina adalah krisis lainnya yang terjadi di tanah air mereka. Tidaklah cukup jika Israel terus melakukan perang genosida di Jalur Gaza dengan kelaparan akut, pembatasan bantuan kemanusiaan yang lebih ketat setiap hari, dan peningkatan kekerasan besar-besaran terorganisir yang dilakukan penjajah Israel di Tepi Barat di mana baik penduduk sipil Palestina maupun tanah mereka tidak dilindungi. Perang regional di Timur Tengah masih mungkin terjadi selama Netanyahu berpikir ia bisa keluar dari penjara dengan melanjutkan kekerasan dan dijamin oleh Amerika Serikat.

Hal yang tidak luput dari perhatian adalah ancaman lain yang terabaikan terhadap stabilitas regional yang dapat dengan mudah meluas melampaui Timur Tengah hingga ke Asia, Afrika, dan menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik yang lebih dalam.  Pada tanggal 9 April 2024, sejumlah pemimpin Kristen Palestina mengeluarkan buletin dan petisi yang memperingatkan dunia akan ancaman dari ekstremis Yahudi Israel dan Zionis Kristen yang berniat melaksanakan rencana aneh, akan tetapi mematikan untuk menghancurkan kompleks Masjid Al-Aqsha untuk membuka jalan bagi pembangunan Kuil Yahudi Ketiga.

Masjid Al-Aqsha adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan bukti sejarah perjalanan malam Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw.  Al-Aqsha juga disebut sebagai Haram Al-Sharif atau “Tempat Suci yang Mulia,” hampir sama dengan sebutan Masjidil Haram yang merupakan sebutan untuk masjid tempat Ka'bah berada di Mekah, situs paling suci dalam Islam. Setiap pelanggaran kesucian atau upaya untuk merusak kompleks Al-Aqsha dapat memicu respon dari sekitar 2 miliar umat Islam di seluruh dunia.

Hal yang luput dari perhatian sebagian besar liputan media Barat mengenai krisis di Jalur Gaza adalah peringatan yang disuarakan oleh juru bicara Hamas Abu-Ubaida pada hari ke-100 genosida Israel (14 Januari 2024).  Ia membunyikan alarm yang memperingatkan dunia Islam dan siapa pun yang mendengarkan bahwa Israel baru-baru ini membawa jenis sapi tertentu ke permukiman ilegal di Tepi Barat. Barangkali bagi sebagian orang tampak sebagai penyataan yang tidak relevan atau aneh, akan tetapi ini adalah sebuah peringatan serius kepada para pemimpin muslim bahwa ada rencana jahat yang sedang terjadi terkait Masjid Al-Aqsha.

Israel baru-baru ini membatalkan peraturan yang melarang ternak memasuki negaranya, akan tetapi mengizinkan lima ekor sapi dara merah dipindahkan dari peternakan Kristen Zionis di Texas ke pemukiman ilegal di Tepi Barat. Selama tiga dekade terakhir, berbagai peternak Zionis Kristen di Amerika Serikat telah mencoba membiakkan seekor sapi dara merah murni 100 persen yang menurut proses pembersihan pendeta kuno yang tidak jelas yang dicatat dari Kitab Bilangan (Bab 19) dengan komentar dari orang bijak Yahudi, Maimonides, dapat memulai berbagai ritual yang mengarah pada pengorbanan hewan kurban untuk pembangunan kembali Kuil Ketiga. Namun, yang hampir mustahil adalah kebutuhan menemukan sapi betina merah murni sebelum ritual pembersihan yang diperlukan dapat dilakukan di Kuil Ketiga yang telah dibangun kembali.

Beberapa organisasi Zionis Israel ultra-Ortodoks dan kelompok Zionis Kristen di seluruh dunia telah berkampanye untuk pembangunan Kuil Yahudi Ketiga dan menguasai Bukit Bait Suci. Peristiwa yang memicu spekulasi mengenai Kuil Ketiga adalah penaklukan Israel atas Yerusalem Timur pada bulan Juni 1967, yang dengan cepat dianeksasi oleh Israel. Baik ekstremis Kristen maupun Yahudi menafsirkan kemenangan Israel sebagai awal dari era Messiah baru dan hitungan mundur menuju hari-hari terakhir sejarah yang berpuncak pada kedatangan Messiah pertama atau kedua, tergantung pada preferensi agama kita.

Baik Yahudi Ultra-Ortodoks maupun Kristen fundamentalis sepakat bahwa pembangunan Kuil Yahudi Ketiga adalah tahapan penting pada zaman Messiah. Hanya ada dua rintangan yang menghalangi mereka. Pertama adalah menemukan seekor sapi dara merah yang benar-benar suci dan belum pernah berpasangan, seperti yang dijelaskan dalam Bilangan 19:1-3. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern dan manipulasi genetik, beberapa peternak Kristen Zionis di Amerika Serikat memulai tugas untuk menghasilkan sapi dara merah murni. Selama bertahun-tahun, ada beberapa keberhasilan yang nyaris terjadi, tetapi dalam setiap kasus, ada bulu putih atau hitam mendiskualifikasi sapi yang hampir dianggap keramat itu.

Namun, kendala besar kedua masih cukup berat. Tak lain adalah kompleks Masjid Al-Aqsha. Sejak akhir tahun 1960-an telah terjadi serangkaian upaya kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis Yahudi dan Kristen untuk meledakkan situs-situs muslim.

Upaya yang patut dikenang terjadi pada 10 Maret 1982, ketika 45 ekstremis agama Ultra-Ortodoks yang dikenal sebagai kelompok Lifta, memanjat tembok kompleks Al-Aqsha dengan membawa bahan peledak. Seorang penjaga muslim memberi tahu polisi yang datang dengan cepat dan menangkap para pelaku. Saat itu pemerintah Israel berkomitmen untuk menjunjung tinggi kesucian situs-situs muslim dan menghormati apa yang dikenal sebagai status quo agama di Yerusalem.

Tiga minggu setelah operasi Lifta, iklan seperempat halaman muncul di Jerusalem Post yang menuntut pembebasan 45 ekstremis tersebut dan menyebut mereka sebagai “putra Israel sejati dan setia.” Iklan tersebut dipasang oleh “Komite Evangelis Peduli untuk Kebebasan Beribadah di Bukit Bait Suci” yang berbasis di AS. Tiga ketua bersama Komite tersebut adalah raja minyak kaya yang berbasis di Oklahoma, Terry Risenhoover, Pengusaha Kalifornia Doug Krieger, dan pendeta Houston, Pendeta Ken Loach.

Kesamaan yang dimiliki ketiganya adalah keyakinan ekstrim Zionis Kristen bahwa Bait Suci Ketiga atau Kuil Yahudi Ketiga harus dibangun untuk mempercepat perang Armagedon dan kembalinya Yesus. Mereka menaikkan biaya hukum dan dalam waktu satu tahun, para penyerang militan dibebaskan dari penjara dengan hukuman minimal. Biaya hukum yang mahal dan pengeluaran lainnya ditanggung oleh kaum evangelis yang diberi penghapusan pajak karena dana tersebut mendapatkan status bebas pajak.

Sebagian besar militan Yahudi dalam operasi Lifta adalah murid Rabbi Meir Kahane, yang Gerakan Kach (“Thus”), dinyatakan sebagai organisasi teroris di Amerika Serikat dan kemudian di Israel. Sebelum Israel melarang organisasi Kach, Kahane memiliki pengikut yang kecil, akan tetapi kuat di beberapa permukiman ilegal Israel seperti Kiryat Arba yang berdekatan dengan Hebron.

Jurnalis Israel, Gershom Gorenberg, menggambarkan Partai Kach termasuk “menjadikan hubungan seksual antara seorang Yahudi dan seorang Arab (Palestina) sebagai kejahatan berat; tujuan akhir partai ini adalah pengusiran seluruh warga Arab (Palestina) dari Israel dan wilayah pendudukan Tepi Barat.” Sekelompok kecil pengikut Kahane yang agresif membanjiri Yerusalem dengan poster-poster yang menuntut agar Israel “menghancurkan Masjid-Masjid dari Kompleks Masjid Al-Aqsha”, seperti Masjid Al-Qibli dan Masjid Qubbat As-Sakhrah. Saat ini situs Zionis Yahudi dan Kristen menampilkan poster kompleks Al-Aqsha dengan Kuil Yahudi Ketiga disisipkan di kompleks suci Al-Aqsha.

Kahane mungkin sudah tiada, akan tetapi pandangan rasisnya bangkit kembali tidak hanya di Kiryat Arba namun juga di seluruh permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, Yerusalem, dan Israel, termasuk beberapa anggota Kabinet Netayahu. Mereka termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smoltrich, Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir, Ketua Keamanan Knesset Nasional Zikva Fogel, Menteri Status Perempuan Mai Golan, dan Zvi Sukkot yang merupakan Ketua Partai Kekuatan Yahudi Ben-Gvir, dan masih banyak lagi. Semuanya adalah pengikut setia Zionisme merek Kahane dan mendukung pembersihan etnis warga Palestina dan penghancuran Masjid Al-Aqsha.

Tidak mengherankan jika para ekstremis militan Yahudi mendapatkan lebih banyak hak istimewa untuk ritual “sembahyang” di dekat Al-Aqsha atau mengganggu salat umat Islam Palestina dan bahkan mendapatkan akses ke Masjid Al-Aqsha. Pemerintahan Netanyahu telah mempopulerkan pandangan rasis Kahane lebih dari sebelumnya, meningkatkan kemungkinan dukungan politik Israel dan menjadikan serangan terhadap tempat-tempat suci umat Islam sebagai senjata. Kedatangan sapi merah yang berharga ini bisa menjadi langkah pertama menuju kenyataan menakutkan tersebut.

Ada juga kekhawatiran bahwa pandangan-pandangan ini akan mempengaruhi sebagian besar masyarakat Israel, termasuk Yahudi sekuler. Menurut jajak pendapat Ha’aretz sepuluh tahun lalu, 43 persen warga Yahudi yang religius dan 31 persen warga sekuler Israel mendukung penghapusan tempat-tempat suci umat Islam. Saat ini, diperkirakan lebih dari 70 persen penganut agama Yahudi mendukung pembangunan Kuil Yahudi Ketiga menggantikan situs umat Islam, sementara 40-50 persen penganut agama sekuler Israel mendukung proyek tersebut.

Contohnya Beth Kronfield, seorang Yahudi Amerika sekuler yang membuat aliya dan mendirikan organisasi “High on Har” yang menyediakan tur ke kompleks suci Al-Aqsha untuk mempromosikan pembangunan Kuil Ketiga Yahudi. Baru-baru ini Beth Kromfield mengatakan kepada CBS-TV:

“Sangat penting bagi orang-orang Yahudi untuk kembali dan membangun kembali Bait Suci (Kuil Yahudi). Ini bukan tentang mengambil apa pun dari saudara dan saudari muslim kita. Ini tentang melestarikan tempat ini dan menjadi penjaga rumah Tuhan bagi semua orang.”

Rupanya, Beth Kromfield tidak peduli dengan dampak kekerasan dan penistaan yang akan ditimbulkan oleh tindakan tersebut terhadap seluruh penduduk Palestina dan dunia muslim. Hal yang menjadi perhatian besar adalah semakin besarnya dukungan politik terhadap pandangan ini, tidak hanya pada pemerintahan Netanyahu, akan tetapi juga di antara anggota Kongres AS dari Partai Republik.

Baru-baru ini seorang pemimpin gerakan Kuil Ketiga, Yishak Mamo dari Uvne Jerusalem, berpidato di The National Gathering for Prayer and Repentance (Pertemuan Nasional untuk Doa dan Pertobatan), yang diselenggarakan oleh Ketua DPR AS, Mike Johnson, di Museum Alkitab di Washington. CBS-TV menggambarkan pertemuan tersebut sebagai “siapa” di kalangan Zionis Kristen fundamentalis yang merupakan anggota Kongres dari Partai Republik.

Yishak Mamo menjelaskan pencapaian praktis proyek tersebut dan memperkenalkan Byron Stinson, peternak Texas yang membantu membiakkan sapi dara merah. Stinson mengatakan kepada hadirin bahwa pembangunan Kuil Ketiga akan mengantarkan pada Perang Armagedon dan kedatangan Yesus yang kedua kali.

Jika masih ada harapan setelah upaya Israel untuk sepenuhnya menghapus kehidupan, sejarah, dan kehadiran orang-orang Palestina di Jalur Gaza, itu adalah bagaimana sisi gelap Zionisme yang memerintah Israel saat ini telah terungkap sebagai rezim fasis, ultra-nasionalis, dan tidak bertanggung jawab. melakukan genosida besar-besaran terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza. Solusi jangka panjang dan mungkin satu-satunya harapan bagi keamanan bagi Palestina dan Israel adalah dekolonisasi Palestina dan dezionisasi Israel. Ini adalah hal yang sulit tetapi prosesnya sudah berjalan.

Semua harapan itu akan pupus jika pemerintahan Netanyahu atau bahkan kelompok Zionis Kristen dan Yahudi fanatik pasca-Netanyahu berupaya menghancurkan kompleks suci Al-Aqsha. Penghancuran yang dilakukan untuk mempersiapkan jalan bagi Kuil Yahudi Ketiga ini akan memicu siklus kekerasan dan penindasan yang tak terbayangkan dan harus dihindari dengan cara apa pun.

___________________

*Profesor Studi Timur Tengah dan Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas North Park di Chicago. Ia merupakan penulis lima buku tentang hak asasi manusia Palestina, Kristen di Timur Tengah, dan Zionisme Kristen.

leave a reply
Posting terakhir

Israel Layangkan Ancaman Pemberitahuan Penghancuran 50 Rumah Palestina di Nablus

Sementara itu, berdasarkan laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB, sejak awal tahun 2023, otoritas pendudukan Israel telah menghancurkan sebanyak 16 rumah dan satu bangunan pertanian. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan 14 bangunan yang dihancurkan sepanjang tahun 2022, dan tiga bangunan yang dihancurkan pada tahun 2021.