Terbukti Melanggar HAM, Pasukan Khusus Israel Dijatuhkan Sanksi Oleh Gedung Putih, Pemimpin Israel Meradang

Keputusan AS memberlakukan sanksi terhadap batalyon Netzah Yehuda Israel atas dugaan pelanggaran HAM di Tepi Barat menimbulkan kecaman dari pemimpin Israel. Netanyahu dan Gallant menentangnya, sementara Israel bersikeras bahwa tindakan batalyon tersebut sesuai dengan hukum internasional. Kasus-kasus kontroversial terkait serangan terhadap warga Palestina terus menjadi fokus dalam politik domestik.

BY 4adminEdited Tue,23 Apr 2024,04:44 AM

Tel Aviv, SPNA - Petinggi Israel mengecam rencana Gedung Putih terkait rencana sanksi dan pemutusan bantuan kepada salah satu batalyon Israel atas tuduhan melakukan pelanggaran HAM di Tepi Barat yang diduduki Israel.

 

Menurut laporan Axios (20/04/2204), batalyon Netzah Yehuda akan dikenai sanksi dalam beberapa hari mendatang oleh Pemerintah Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan keputusan tersebut telah dibuat pada Jumat lalu (19/04/2204), bahwa berdasarkan undang-undang, AS akan menahan pengiriman bantuan militer kepada pasukan asing yang terbukti melanggar HAM.

 

Blinken menegaskan bahwa keputusan tersebut akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Sanksi diberlakukan setelah batalyon tersebut diduga membunuh seorang pria Palestina-Amerika berusia 78 tahun pada Januari 2022, saat ditahan di sebuah pos pemeriksaan di Tepi Barat.

 

Hal ini menyebabkan PM Israel Benyamin Netanyahu murka kepada pemerintahan Biden. “Jika ada yang berpikir mereka bisa menjatuhkan sanksi pada IDF, maka saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya,” kata pemimpin Israel itu.

 

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memuji batalyon Netzah Yehuda, karena dinilai mampu memerangi sekutu Hizbullah di sepanjang perbatasan utara Israel dengan Lebanon, dan yang terbaru, mereka beroperasi untuk membongkar brigade Hamas di Gaza.

 

“Aktivitas batalyon tersebut dilakukan sesuai dengan nilai-nilai IDF dan hukum internasional,” kata Gallant, seraya menegaskan bahwa setiap pelanggaran akan ditangani dengan tepat oleh IDF dan sistem peradilan Israel.

 

“Setiap upaya untuk mengkritik seluruh unit memberikan dampak buruk pada tindakan IDF, yang beroperasi untuk melindungi warga Israel. Kerusakan pada satu batalyon akan berdampak pada seluruh lembaga pertahanan. Ini bukan jalan yang tepat bagi mitra dan teman seperti AS.”

 

Batalyon Netzah Yehuda sebelumnya dikenal sebagai Nahal Haredi, adalah sebuah unit di Brigade Kfir dari Militer Israel (IDF).  

 

Batalyon ini didirikan pada tahun 1999 dan awalnya hanya berisi 30 tentara. Pada tahun 2009, batalyon tersebut telah memiliki 1.000 tentara.

 

Sejak pembentukannya, unit ini telah menarik banyak anggota kelompok agama-nasionalis ekstrem yang mendirikan pos-pos ilegal di tanah Palestina yang tidak memiliki dasar hukum..

Dalam beberapa tahun terakhir, batalyon Netzah Yehuda telah menuai setengah lusin kasus kontroversial melibatkan tentaranya, yang mengakibatkan hukuman penjara, pemecatan, atau kritik keras karena menyerang atau membunuh warga Palestina yang tidak bersalah.

 

Pada bulan Desember 2022, Netzah Yehuda dipindahkan dari pos tradisionalnya di Tepi Barat ke pos perbatasan di Dataran Tinggi Golan agar mereka tidak terlalu sering berinteraksi dengan warga Palestina.

(T.RS/S:CBCNews)

leave a reply
Posting terakhir