Demo Besar-Besaran Mahasiswa Dukung Palestina Guncang Amerika

Amerika Serikat telah memberikan dukungan militer dan intelijen maksimal kepada rezim tersebut sejak 7 Oktober, ketika rezim tersebut melancarkan perang. Washington juga telah memveto beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam serangan brutal militer yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.100 penduduk sipil Palestina, di mana sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

BY 4adminEdited Thu,25 Apr 2024,05:32 PM
Protes genosida Israel terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza di Universitas Columbia.

Washington, SPNA - Protes yang dipimpin mahasiswa yang menuntut universitas-universitas Amerika Serikat mengutuk perang genosida Israel di Jalur Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan Israel terus meningkat pada hari Rabu (24/04/2024), seiring dengan pendirian kemah-kemah baru di kawasan kampus oleh para mahasiswa di tengah tindakan keras aparat penegakan hukum.

Puluhan mahasiswa juga dilaporkan ditangkap di Universitas Texas di Austin dan Universitas Southern California pada hari Rabu dengan protes yang sedang berlangsung di kedua kampus tersebut. Protes juga menyebabkan skorsing massal dan penangkapan ratusan mahasiswa di New York dan kota-kota lain.

Setidaknya 17 orang ditahan di Universitas Texas di kampus Austin, setelah pengunjuk rasa diperingatkan oleh polisi negara bagian yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara bahwa mereka akan didakwa melakukan pelanggaran pidana jika mereka tidak meninggalkan perkemahan mereka.

Aparat penegakan hukum melakukan tindakan keras serupa di sebuah perkemahan yang baru didirikan di Taman Alumni Universitas Southern California, akan tetapi jumlah mahasiswa yang ditangkap belum bisa dipastikan berapa orang. Setidaknya satu orang yang ditempatkan di dalam mobil polisi dibebaskan setelah pengunjuk rasa mengepung mobil tersebut dan tidak membiarkannya bergerak.

Aksi penangkapan tersebut hanyalah kasus terbaru dari ratusan penangkapan yang terjadi di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Universitas Columbia, Yale, New York, dan Universitas Minnesota.

Pada hari Rabu terlihat lebih banyak perkemahan didirikan di kampus-kampus tambahan, termasuk di Universitas Brown, Universitas Maryland, dan Universitas Harvard, di mana para administrator telah mengambil serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa seseorang tidak akan ditahan. Harvard menutup lingkungan universitas dan mewajibkan identifikasi setiap orang yang ingin masuk kampus.

Pemicu Awal

Pekan lalu, negara ini menyaksikan salah satu eskalasi kerusuhan kampus terbesar tahun ini, ketika puluhan petugas polisi Kota New York yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara memasuki halaman Universitas Columbia. Atas perintah rektor Universitas Columbia, Minouche Shafik, menangkap lebih dari 108 mahasiswa pengunjuk rasa yang membangun “Perkemahan Solidaritas Gaza” di kampus. Para mahasiswa ini menyerukan pihak universitas untuk melakukan divestasi dari perusahaan dan organisasi yang memiliki hubungan dengan Israel di tengah perang genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Keputusan Rektor Universitas Columbia yang meminta Departemen Kepolisian New York menangkap puluhan pengunjuk rasa, menjadi pemicu gerakan protes yang semakin tambah besar dan meluas hingga ke kampus-kampus lainnya.

Aksi penangkapan lebih dari 100 pengunjuk rasa pada Kamis lalu membuat marah para mahasiswa yang dengan gigih mengupayakan gencatan senjata segera untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza dan menambah semangat gelombang aksi protes baru. Polisi Kota New York menangkap lebih dari 100 orang di tengah demonstrasi perang Gaza di kampus Columbia, termasuk putri anggota Kongres Amerika dari Partai Demokrat, Ilhan Omar.

Mahasiswa Universitas Columbia mengubah taktik dan dengan cepat pindah ke halaman rumput yang dekat kampus dengan mendirikan “Perkemahan Solidaritas Gaza”. Taktik ini dengan cepat diadopsi oleh para demonstran lain yang berusaha menghindari pembatasan aksi oleh aparat keamanan.

Protes yang awalnya terjadi di area kampus Universitas Columbia, kini telah menjalar ke kampus-kampus lainnya, mulai dari California State Polytechnic University, Humboldt; Universitas Yale; Universitas Minnesota; Swarthmore College dan Universitas Pittsburgh di Pennsylvania; Universitas Rochester di New York; Institut Teknologi Massachusetts, Universitas Tufts dan Emerson College di Massachusetts, dan Universitas Michigan di Ann Arbor.

Amerika Serikat telah memberikan dukungan militer dan intelijen maksimal kepada rezim tersebut sejak 7 Oktober, ketika rezim tersebut melancarkan perang. Washington juga telah memveto beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam serangan brutal militer yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.100 penduduk sipil Palestina, di mana sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Mahasiswa Amerika sangat marah terhadap hubungan universitas mereka dengan rezim Israel dan dukungan penuh Washington terhadap genosida. Protes tenda sedang berlangsung di sejumlah kampus-kampus di seluruh AS. Para akademisi juga bersatu di bawah gerakan Faculty and Staff for Justice in Palestine (FSJP) untuk mendukung rakyat Palestina yang tengah menghadapi genosida Israel.

Baru-baru ini, FSJP cabang Georgia meminta Morehouse College di Atlanta yang telah mengundang Joe Biden sebagai pembicara wisuda tahun 2024 untuk membatalkan undangannya sebagai cara untuk menolak peran presiden dalam genosida Israel.

Di California, protes membesar di Universitas California Berkeley dan Universitas Southern California. Lebih jauh ke utara di Universitas Politeknik California, Humboldt, para pengunjuk rasa membarikade diri di gedung kampus dengan menggunakan furnitur, tenda, rantai, dan tali pengikat, sehingga memicu penutupan kampus.

Gerakan Protes Terus Berkembang

Ribuan siswa pada pekan ini menghadiri unjuk rasa atau mendirikan perkemahan di universitas-universitas mulai dari Massachusetts hingga California, menuntut kampus mereka memutuskan hubungan keuangan dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung terjadinya kejahatan di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.

Di Universitas California Berkeley, protes tenda atau kemah memasuki hari ketiga. Deretan tenda telah bertambah di area Sproul Hall Universitas California. Awalnya hanya ada beberapa tenda, kemudian tenda dan kemah terus bertambah, lebih banyak mahasiswa yang bergabung dengan “Free Palestine Camp” selama tiga hari terakhir, sebuah aksi duduk yang menuntut universitas mereka memutuskan hubungan keuangannya dengan BlackRock dan manajer aset lain yang mereka anggap terlibat dalam pendanaan genosida di Jalur Gaza.

Universitas Calinfornia Berkeley memiliki investasi 427 juta dolar dalam portofolio BlackRock dan pejabat universitas menyatakan bahwa perubahan strategi investasi tidak mungkin dilakukan. Hanya ada sedikit polisi atau keamanan di lokasi, akan tetapi mahasiswa mengatakan siap menghadapi perubahan. Kelompok tersebut bertekad untuk tetap tinggal meskipun universitas mencoba mengusir mereka secara paksa.

UC Berkeley memiliki investasi $427 juta dalam portofolio BlackRock dan pejabat sekolah berkomentar bahwa perubahan dalam strategi investasi mereka tidak mungkin dilakukan. Hanya ada sedikit polisi atau keamanan di lokasi, namun para mahasiswa mengatakan mereka bersiap menghadapi perubahan. Kelompok tersebut bertekad untuk tetap tinggal meskipun universitas mencoba mengeluarkan mereka secara paksa.

(T.FJ/S: Aljazeera, Anadoulu, The Guardian)

leave a reply
Posting terakhir