Batasi Jamaah Muslim Palestina, Lebih 900 Zionis Israel Serbu Al-Aqsha

Otoritas pendudukan Israel telah mengubah isu pembagian Al-Aqsha menjadi fakta yang diterapkan secara paksa dan secara bertahap. Hal ini dimulai dengan serbuan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsha yang awalnya jarang dilakukan dan cuma dilakukan pada hari tertentu, sekarang mulai berlangsung setiap hari kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, bahkan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

BY 4adminEdited Mon,29 Apr 2024,11:12 AM

Yerusalem, SPNA - Ratusan pemukim Israel, pada Minggu pagi (28/04/2024), yang bertepatan dengan pada hari keenam Paskah, kembali menyerbu masuk kompleks suci Masjid Al-Aqsha, di bawah perlindungan keamanan ketat dari pasukan penjajah Israel. Sementara itu, Israel membatasi jamaah muslim Palestina yang ingin berziarah dan shalat di Masjid Al-Aqsha.

Lembaga Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan bahwa polisi penjajah Israel baru menutup Gerbang Mughrabi setelah 908 pemukim Israel menyerbu Al-Aqsha dan berpartisipasi dalam penodaan kompleks suci Al-Aqsha.

Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa anggota parlemen Israel Knesset dari Partai Likud, Amit Halevy, dan rabi ekstremis Yahudi, Yehuda Glick, memimpin penyerbuan ke kompleks suci Masjid Al-Aqsha.

Lembaga Wakaf Islam di Yerusalem pada Kamis lalu, mencatat sebanyak 1.679 pemukim Israel menyerbu masuk ke kompleks suci Al-Aqsha secara berturut-turut dan provokatif, di tengah tindakan ketat dan pembatasan masuknya jamaah Muslim.

Kelompok ekstremis Israel, kelompok Kuil Yahudi, mengintensifkan seruan penyerbuan ke kompleks suci Al-Aqsha selama Hari Paskah, yang dimulai pada Selasa pagi lalu dan akan berlangsung hingga akhir April ini. Pada hari-hari Paskah Yahudi, kelompok ekstremis Kuil Yahudi Israel berupaya melakukan ritual penyembelihan hewan kurban Paskah di dalam kompleks suci Al-Aqsha atau menebarkan darah kurban di halaman Al-Aqsha.

Pemerintah otoritas pendudukan Zionis dan kelompok pemukim Israel ekstrimis, sejak awal pendudukan tanah Palestina, telah bercita-cita untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsha secara ruang dan waktu bagi Yahudi, terlebih setelah adanya pembagian Masjid Ibrahimi di kota Hebron bagi Yahudi.

Otoritas pendudukan Israel telah mengubah isu pembagian Al-Aqsha menjadi fakta yang diterapkan secara paksa dan secara bertahap. Hal ini dimulai dengan serbuan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsha yang awalnya jarang dilakukan dan cuma dilakukan pada hari tertentu, sekarang mulai berlangsung setiap hari kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, bahkan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

Tindakan pelecehan terhadap Al-Aqsha ini pelan-pelan berkembang, di mana pemukim Israel pada saat ini sudah mulai melukan ritual ibadah Talmud baik secara individu atau secara kelompok di kompleks Masjid Al-Aqsha.

Kelompok Kuil Yahudi terus berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan prosedur Taurat pembangunan Kuil Ketiga Yahudi. Ritual Pembangunan ini dimulai dengan penyembelihan kurban berupa sapi merah sempurna sebagai tahapan awal untuk memulai penghancuran kompleks suci Masjid Al-Aqsha dan membangun Kuil Ketiga Yahudi di atasnya.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Jumlah Tahanan Administratif Palestina di Penjara Israel Lebih 900 Orang

Penahanan administratif adalah praktik penahanan sewenang-wenang otoritas pendudukan Israel terhadap penduduk Palestina, di mana memungkinkan Israel menahan penduduk Palestina tanpa proses pengadilan dan tanpa tuduhan, dengan tidak mengizinkan tahanan atau kuasa hukumnya untuk meninjau atau memeriksa barang bukti dari pihak Israel.