Ratusan Kuburan Massal Ditemukan di Jalur Gaza, Komisi Penyelidikan Internasional Harus Dibentuk untuk Mengidentifikasi Korban

Ribuan penduduk sipil Palestina masih hilang. Ini merupakan kejahatan tambahan terhadap keluarga mereka, yang mengalami tekanan psikologis yang mengerikan. Penderitaan dan rasa sakit seperti ini khususnya dialami oleh keluarga yang salah satu anggota keluarganya ditahan dan ditawan oleh tentara Israel. Keluarga mereka terus-menerus berada dalam ketakutan dan kecemasan, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang mereka cintai, di mana mereka ditahan, bagaimana mereka diperlakukan atau kapan akan dibebaskan.

BY 4adminEdited Sun,28 Apr 2024,12:43 PM

Gaza, SPNA - Lembaga pemantau HAM internasional, Euro-Med Monitor, dalam laporan yang diterbitkan pada Rabu (24/04/2024), menyebut bahwa tindakan internasional segera harus diambil untuk menyelidiki ratusan kuburan massal dan pemakaman random di Jalur Gaza yang berisi ribuan jenazah penduduk Palestina korban genosida Israel sejak sejak 7 Oktober 2023.

Tim lapangan Euro-Med Monitor telah mengamati dengan cermat penemuan ratusan mayat dari kuburan massal di Jalur Gaza, beberapa di antaranya ditemukan di halaman berbagai rumah sakit di Jalur Gaza.

Euro-Med Monitor menyebut bahwa jumlah kuburan dan jenazah dalam jumlah besar ini mengkhawatirkan dan memerlukan tindakan internasional yang cepat, yang harus mencakup pembentukan segera komite investigasi internasional yang independen untuk menyelidiki kondisi terkait kuburan tersebut dan kematian para korban. Hal ini sangat penting mengingat sejumlah besar korban menjadi sasaran pembunuhan berencana dan eksekusi sewenang-wenang dan di luar proses hukum dengan tangan diborgol.

Diperlukan komite teknis yang terdiri dari para ahli untuk menyelidiki keadaan pemakaman dan menentukan penyebab kematian para korban yang telah ditemukan. Selain itu, sistem untuk mengidentifikasi identitas korban meninggal di masa depan harus dikembangkan.

Penemuan ratusan jenazah oleh tim pertahanan sipil dari kuburan massal di halaman Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa dan Kompleks Rumah Sakit Nasser mewakili babak kelam dalam sejarah pelanggaran militer Israel di Wilayah Pendudukan Palestina.

Tim lapangan Euro-Med Monitor sebelumnya mendokumentasikan penemuan puluhan jenazah dari kuburan massal di halaman Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa. Sebagian jenazah yang ditemukan, tangannya diborgol atau diikat, jenazah lainnya merupakan korban luka tetapi tidak diberikan perawatan medis, dan korban yang dibunuh meskipun kondisi kesehatannya buruk.

Jenazah para korban yang membusuk ditemukan di beberapa tempat, bahkan ada yang ditabrak buldoser Israel sehingga tubuhnya hancur terkoyak-koyak.

Adanya kateter atau selang saluran kemih yang ditemukan masih menempel pada beberapa jenazah pasien yang meninggal selama proses penggalian, serta berkas kesehatan yang dikuburkan bersama mereka di Komplek Rumah Sakit Al-Shifa. Euro-Med Monitor menyebut bahwa hal ini menunjukkan adanya pembunuhan terhadap pasien dan korban luka-luka.

Akibat lamanya jenazah di kuburan massal, akibat Israel sebagian besar jenazah berada dalam kondisi membusuk ketika ditemukan. Beberapa mayat juga ternyata telah dimakan oleh kucing dan anjing.

Anggota komite darurat Kementerian Kesehatan, dr. Moatasem Saeed Salah, mengatakan bahwa setelah penarikan pasukan Israel, 30 jenazah ditemukan telah dikuburkan di dua kuburan darurat di Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa selama pengepungan Israel terhadap rumah sakit tersebut. Salah satu kuburan ini berada di depan bagian Departemen Unit Gawat Darurat, dan yang kedua berada di depan Departemen Industri.

Saeed Salah mengatakan bahwa baru 14 korban yang berhasil diidentifikasi, sisanya adalah pasien atau korban luka yang mendapat perawatan di rumah sakit.

Kuburan massal pertama di Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa dibuat pada 15 Oktober 2023, karena tidak mungkin memindahkan jenazah ke pemakaman resmi Kota Gaza, yang terletak di bagian timur kota, akibat pemboman Israel. Setelah itu, lebih banyak kuburan darurat yang dibangun, sehingga total kuburan saat ini menjadi sekitar 140 kuburan, beberapa di antaranya menampung ratusan jenazah.

Di antara kuburan massal yang dilaporkan pada bulan November dan Desember tahun lalu adalah kuburan random pertama, yang terletak di pusat kawasan Al-Daraj di Kota Gaza. Kuburan itu digali di lahan milik keluarga Al-Masry di Jalan Al-Sahaba, yang membentang sekitar 500 meter. Diperkirakan sedikitnya 150 jenazah dikuburkan di sana.

Pemakaman random kedua juga digali di kawasan Al-Daraj di tanah dekat persimpangan Sha’biyya di Jalan Al-Istiklal (Al-Qaws). Luasnya diperkirakan 2.000 meter persegi, dan diperkirakan berisi lebih dari 200 jenazah yang terkubur.

Meskipun mengevakuasi jenazah dari bawah gedung bertingkat sangatlah sulit, sebagian besar jenazah ditemukan di gedung sederhana berlantai satu atau di jalanan.

Ribuan rumah yang hancur di gedung-gedung bertingkat yang dulunya ditinggali puluhan orang yang masih hidup telah menjadi kuburan massal, karena masih mustahil untuk mengevakuasi penghuninya yang terbunuh, baik karena kurangnya sarana teknis untuk menghilangkan puing-puing atau fakta bahwa bangunan-bangunan tersebut terletak di daerah operasi militer Israel masih aktif.

Adanya kuburan massal ini adalah tanda lain bahwa kejahatan berat yang dilakukan Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza. Kejahatan-kejahatan ini melanggar hak hidup penduduk sipil Palestina, perlakuan yang manusiawi, dan hak orang yang meninggal untuk diperlakukan dengan bermartabat ketika jenazah mereka dikuburkan, dan dimakamkan dengan cara yang menghormati adat istiadat agama mereka.

Komunitas internasional harus menekan Israel untuk mengidentifikasi lokasi semua kuburan massal yang dibuat tentara Israel di Jalur Gaza, serta mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah pasukan Israel merusak atau menghancurkan kuburan massal tersebut atau menggali kuburan massal tambahan; mencuri mayat penduduk Palestina; menodai jasad-jasad mereka; atau memperlakukan korban secara tidak manusiawi atau dengan cara yang merendahkan martabat setelah mereka dibunuh.

Selain mengumpulkan semua bukti yang relevan dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa bukti-bukti tersebut tidak hilang yang dapat membuat para pelaku kejahatan ini tidak dihukum komunitas internasional juga diharuskan untuk segera membuka penyelidikan internasional yang independen terhadap kejahatan Israel yang terkait dengan hal tersebut.

Euro-Med Monitor juga menegaskan bahwa identifikasi jenazah tak dikenal yang dikuburkan di kuburan ini harus melibatkan kolaborasi dan partisipasi dari semua badan internasional yang mempunyai kapasitas dan kemampuan penyelidikan.

Tindakan segera internasional diperlukan untuk membentuk mekanisme khusus dan tim khusus untuk membersihkan puing-puing dari rumah dan bangunan yang dibom oleh tentara Israel, menyelamatkan korban yang terjebak hidup-hidup di bawah reruntuhan, dan mengambil ribuan mayat yang tertimbun di bawahnya sejak genosida dimulai.

Tekanan tegas internasional terhadap Israel dibutuhkan untuk memfasilitasi kerja individu dan tim yang bekerja untuk menghilangkan puing-puing reruntuhan ini, seperti tim pertahanan sipil. Tekanan juga harus diberikan kepada Israel untuk mengeluarkan informasi mengenai nasib ribuan tahanan Palestina dari Jalur Gaza yang ditahan oleh tentara Israel, termasuk yang menjadi korban pembunuhan, eksekusi di luar hukum, dan penghilangan paksa di penjara dan pusat penahanan Israel.

Euro-Med Monitor memperkirakan lebih dari 13.000 penduduk sipil Palestina hilang di bawah puing-puing reruntuhan akibat pemboman Israel, terkubur di kuburan massal, atau dihilangkan secara paksa di penjara dan pusat penahanan Israel.

Kondisi terkait kematian para tawanan dan tahanan Palestina ini belum dipublikasikan oleh tentara Israel dan penyelidik independen juga belum dapat mengkonfirmasi atau menentukan rincian kematian penduduk Palestina yang ditawan Israel. Jenazah para korban ini belum digali, identitas mereka belum diketahui, jenazah mereka belum dipulangkan, dan keluarga mereka juga belum diberitahu.

Euro-Med Monitor menyebut bahwa jenazah korban harus segera ditemukan setelah kematian, karena kondisi jenazah yang membusuk saat ini menimbulkan ancaman terhadap keselamatan publik di Jalur Gaza. Penyebaran epidemi telah dimulai dan dampaknya telah terasa selama beberapa bulan. Penyebaran ini akan berdampak lebih buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Di tengah diamnya sikap internasional, kejahatan genosida Israel terus dilakukan.

Ribuan penduduk sipil Palestina masih hilang. Ini merupakan kejahatan tambahan terhadap keluarga mereka, yang mengalami tekanan psikologis yang mengerikan. Penderitaan dan rasa sakit seperti ini khususnya dialami oleh keluarga yang salah satu anggota keluarganya ditahan dan ditawan oleh tentara Israel. Keluarga mereka terus-menerus berada dalam ketakutan dan kecemasan, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang mereka cintai, di mana mereka ditahan, bagaimana mereka diperlakukan atau kapan akan dibebaskan.

Komunitas internasional harus bertindak cepat dan tegas untuk membela warga sipil Palestina dari genosida yang telah dilakukan Israel terhadap mereka di Jalur Gaza selama enam bulan terakhir. Komunitas internasional juga harus memastikan bahwa Israel mematuhi hukum internasional dan keputusan Mahkamah Internasional, dan bertanggung jawab atas semua kejahatannya, termasuk pembantaian baru-baru ini yang dilakukan di Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa.

Euro-Med Monitor mendesak Komite Palang Merah Internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan memverifikasi kondisi penahanan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Palang Merah Internasional juga harus mengambil sikap dan mengeluarkan pernyataan setiap kali Israel menghalangi pelaksanaan penting, seperti melakukan kunjungan ke tawanan dan tahanan Palestina untuk memeriksa kondisi mereka.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (27/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 34.388 orang dan 77.437  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

 

leave a reply
Posting terakhir