Israel-Turki terlibat dalam pembicaraan untuk memulihkan hubungan kedua negara

Abu Dhabi, SPNA - Israel dan Turki menggelar pembicaraan sebagai upaya untuk memulihkan hubungan ...

BY 4adminEdited Tue,18 Sep 2018,11:12 AM

Abu Dhabi, SPNA - Israel dan Turki menggelar pembicaraan sebagai upaya untuk memulihkan hubungan diplomatik kedua negara yang sempat goyah.

Setelah protes di perbatasan Gaza sejak bulan Mei, di mana lebih dari 60 orang Palestina gugur, pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan menempatkan kesalahan atas kematian tersebut kepada Israel, dengan menyebutnya sebagai "negara teroris" yang melakukan "genosida." Turki menarik duta besarnya dan mengusir duta besar Israel, Eitan Na'eh, dan konsul di Istanbul.

Dua jet pribadi, satu dari Israel dan satu dari Turki, meninggalkan negara masing-masing menuju Abu Dhabi di Uni Emirat Arab pada Minggu pagi (16/09/2018), terbang melalui Amman, ungkap sebuah laporan. Penerbangan diyakini terkait dengan pembicaraan yang sedang berlangsung, tetapi tidak ada pihak dari masing-masing pemerintahan yang mengkonfirmasi tujuan mereka.

Turki sudah mengembalikan atase ekonominya ke Israel dalam beberapa pekan terakhir.

Sementara Ankara di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah memposisikan dirinya sebagai pendukung Hamas dan pasukan anti-Israel lainnya yang kukuh sejak berkuasa pada tahun 2003. Kedua negara kini menemukan diri mereka berbagi kepentingan penting di beberapa front, terutama Suriah.

Ketika perang saudara Suriah terhenti dengan serangan rezim terakhir yang berlangsung di Idlib, Turki Sunni takut terhadap dominasi Syiah Iran terhadap tetangganya di selatan, yang menjadi perhatian bersama oleh Israel.

Para pengamat telah mencatat dalam beberapa pekan terakhir bahwa Turki, yang biasanya menjadi yang pertama dalam antrean untuk membantai Israel, tetap diam atas tuduhan serangan udara Israel terhadap Hizbullah dan pengiriman senjata Iran dan instalasi militer di Suriah.

Turki juga menghadapi krisis ekonomi dan mata uang yang ambruk di tengah perselisihan diplomatik dan perdagangan dengan AS atas penahanan seorang pastor Amerika Serikat di negara itu atas tuduhan spionase.

Bahkan pada puncak krisis diplomatik terbaru pada bulan Mei, para pejabat Israel bersusah payah untuk mengklarifikasi bahwa hubungan tidak dapat diperbaiki.

"Turki adalah negara penting di kawasan ini, dan meskipun pemimpinnya membuat pernyataan yang sangat serius terhadap kepemimpinan Israel dan tindakannya, saya pikir kami membalasnya dengan nada yang sama," kata Wakil Menteri Luar Negeri Tzipi Hotovely pada saat itu. "Kami mengatakan bahwa seorang diktator seperti dia yang menumpahkan darah dan berperilaku dengan cara kejam seperti itu tidak dapat menguliahi kami."

(T.RA/S: The Times of Israel)

leave a reply
Posting terakhir