Pemberontak mengatakan Rusia memblokir pasokan makanan ke kamp pengungsi Suriah

Polisi militer Rusia dan pasukan Suriah telah memblokade rute pasokan makanan dan barang ke kamp pengungsi Rukban di Suriah dalam upaya untuk memaksa ribuan penduduk yang putus asa untuk meninggalkan daerah yang dilindungi AS di dekat pangkalan yang dikelola Pentagon.

BY 4adminEdited Thu,21 Feb 2019,01:29 PM

Rukban, SPNA - Polisi militer Rusia dan pasukan Suriah telah memblokade rute pasokan makanan dan barang ke kamp pengungsi Rukban di Suriah dalam upaya untuk memaksa ribuan penduduk yang putus asa untuk meninggalkan daerah yang dilindungi AS di dekat pangkalan yang dikelola Pentagon, kata penduduk kamp dan pemberontak pada hari Rabu, Rabu (20/02/2019), Reuters mewartakan.

Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka sedang membuka dua koridor kemanusiaan di pinggiran kamp bagi mereka yang ingin pergi. Lebih dari 50.000 orang, terutama wanita dan anak-anak, tinggal di sana dalam kondisi yang mengerikan.

Penduduk dan pemberontak mengatakan tentara dan militer Rusia menempatkan pos-pos pemeriksaan untuk mencegah para pedagang yang datang dari daerah-daerah yang dikuasai pemerintah menyediakan makanan dan bahan bakar bagi kamp itu, menyebabkan harga meroket dan menyebabkan kelangkaan.

“Mereka mencegah pedagang datang ke sini; tidak ada hasil bumi segar atau gandum atau bahan bakar,” kata Kolonel Muhanad al Talaa, komandan Maghawir al Thawra yang didukung Pentagon di daerah itu, kepada Reuters.

Perkembangan di Rukban diawasi dengan ketat di sekitar wilayah tersebut karena kamp berada dalam jarak 55 km (34 mil) yang disebut zona dekonflik yang didirikan oleh Pentagon dengan tujuan melindungi garnisun Tanf dari serangan.

Pangkalan AS itu terletak di jalan raya Damaskus-Baghdad yang strategis, yang dulunya merupakan rute pasokan utama bagi senjata Iran ke Suriah.

"Tujuannya adalah membuat orang-orang pergi dengan paksa untuk keluar dari zona itu," kata Talaa menggemakan ketakutan penduduk.

Moskow dan sekutunya Damaskus mengatakan bahwa pasukan AS menduduki wilayah Suriah dan menyediakan tempat yang aman bagi pemberontak yang mereka anggap sebagai teroris.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Senin bahwa penduduk Rukban tidak boleh pergi dengan paksa dan menolak proses sepihak oleh Moskow atau Damaskus, mengatakan evakuasi yang aman, sukarela dan bermartabat harus dikoordinasikan dengan badan-badan PBB.

Juru bicara PBB yang berbasis di Damaskus, Fadwa Abed Rabou Baroud, mengatakan badan internasional itu tidak terlibat dalam keputusan untuk mendirikan koridor-koridor juga tidak akan berada di lokasi meskipun pihaknya menyambut segala upaya untuk mengakhiri penderitaan para pengungsi di Rukban. Para diplomat Barat meyakini bahwa pengepungan terbaru terhadap kamp itu yang mengangkat momok kelaparan adalah bagian dari upaya baru yang dipimpin Rusia untuk menekan Washington agar keluar dari Tanf.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir