Menolak berperang dengan Iran, Arab Saudi serukan dua KTT darurat akhir Mei

Pemerintah Saudi menolak terlibat perang dengan Iran. Raja Salman mengajak negara Arab dan Teluk untuk melangsungkan pertemuan darurat di Mekah.

BY 4adminEdited Sun,19 May 2019,04:57 PM

Riyadh, SPNA - Pemerintahan Arab Saudi, Sabtu malam (18/05/2019), menyerukan dua pertemuan darurat untuk mendiskusikan serangan terhadap dua kapal minyak Saudi di wilayah Teluk. Seperti dilansir media resmi Saudi, SPA, salah satu pertemuan akan berlangsung antar negara Teluk, dan pertemuan lainnya dengan semua negara Arab.

SPA melaporkan bahwa Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, telah mengirim pesan kepada pemimpin  negara Dewan Kerjasama Teluk dan negara-negara Arab, untuk melangsungkan dua KTT darurat di Mekah, pada tanggal 30 Mei mendatang.

Seruan tersebut merupakan respon dari sabotase terhadap dua kapal komersial Saudi di perairan regional Uni Emirat Arab. Juga serangan terhadap dua stasiun fasilitas minyak Arab Saudi, yang dilangsungkan oleh milisi Houthi.

Dua serangan tersebut kabarnya telah mengganggu kenyamanan dan stabilitas pasar minyak dunia.

Uni Emirat Arab telah mengiyakan pertemuan tersebut. Kementerian Luar Negeri negara tersebut menyatakan, “Kondisi saat ini membutuhkan kerjasama dan langkah bersama  antar negara Teluk dan Arab, guna membendung berbagai ancaman yang sedang berlangsung.”

Masing-masing dari Bahrain dan Djibouti juga telah menyatakan bahwa mereka akan hadir dalam KKT Mekah.

Arab Saudi tidak menginginkan perang dengan Iran

Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka tidak ingin terlibat perang dengan Iran. Tapi mereka akan melindungi kepentingan negara dengan tegas.

Pernyataan tersebut disampaikan  Menteri Luar Negeri Saudi, Adil Jabir, dalam sebuah pertemuan pers, Sabtu pagi (18/05).

Hari Minggu lalu (12/05/2019), empat kapal, dua di antaranya membawa bendera Arab Saudi, terkena sabotase di perairan regional UEA.

Pasca kejadian, kelompok Houthi kemudian melancarkan serangan terhadap dua stasiun minyak Saudi yang terletak di sebelah barat Riyadh. Serangan tersebut dilangsungkan dengan menggunakan pesawat tanpa awak dan menyebabkan terhentinya aktivitas penambangan minyak.

Arab Saudi menuduh Iran menginstruksikan milisi Houthi untuk melangsungkan serangan terhadap dua terminal minyak mereka. Namun demikian, Iran membantah. Mereka mengatakan sama sekali tidak terlibat dalam serangan tersebut.

Sedangkan terkait sabotase terhadap empat kapal di perairan Teluk, UEA belum menerima kecaman dari pihak manapun. Hal tersebut karena proses penentuan pelaku masih dalam tahap identifikasi.

Tuduhan justru datang dari Amerika. Negeri Paman Sam menyebutkan bahwa kedua serangan tersebut dilakukan oleh pelaku yang sama.

Perlu diketahui, Arab Saudi merupakan penghasil minyak terbesar di dunia. Ia juga menjadi musuh terbesar kelompok Houthi. Pasalnya Arab Saudi merupakan negara yang memimpin koalisi militer untuk menghabisi kelompok tersebut di Yaman.

(T.HN/S: Mubasher.Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir