Gaza, SPNA - Seorang tim medis Palestina, Muhammad Subhi Aljadili (36 tahun) meninggal dunia, Senin (10/06) sore, akibat terkena peluru karet Israel di bagian muka. Peluru tersebut ia dapatkan saat memberi pelayanan lapangan wagi warga Gaza yang sedang melakukan aksi unjuk rasa perbatasan bulan lalu, tanggal 03/05/2019.
Bulan Sabit Merah Palestina menyebutkan, Jasad Muhammad Subhi yang meninggal di salah satu rumah sakit di Tepi Barat itu, akan dipulangkan ke kampung halamannya, Bureij, Gaza. Akibat terkena peluru tersebut, tulang tengkoraknnya dilaporkan retak.
Ayah empat anak itu terkena peluru Israel saat melakukan tugas medisnya di Desa Jabalia, ketiga warga sedang menggelar demonstrasi The Great March.
Militer Israel penjaga perbatasan merespon keras unjuk rasa minggun tersebut. Mereka tidak segan untuk menembak warga yang berani mendekati pagar perbatasan.
Selain warga, mereka juga menembaki tim medis dan wartawan yang meliput aksi warga tersebut.
Unjuk Rasa The Great March pertama kali diadakan pada tanggal 30 Maret 2018. Unjuk rasa ini bertujuan untuk menuntut pembebasan Gaza dari blokade Israel dan menuntut hak kembali ke wilayah yang telah dicaplok Israel.
Seperti dilansir Palsawa, Menteri Kesehatan Palestina, Mai AlKail, Senin (10/06), mengutuk aksi Israel yang menyerang warga sipil dan tim medis. Dalam sebuah pertemuan pers ia mengatakan bahwa Israel sedang mempraktekkan kejahatan perang. Hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Internasional yang menjamin keselamatan para tim medis.
Sejak unjuk rasa The Great March berlangsung, Alkail melaporkan bahwa Israel telah membunuh sebanyak lima tim medis Palestina. Ini merupakan bukti yang mengungkap kesengajaan militer zionis untuk menyerang para pejuang kemanusiaan.
(T.HN/S: Alnaharegypt)