3 Dokter Muslim Jadi Petugas Medis Pertama di Inggris yang Meninggal akibat Virus Corona

Mereka adalah dr. Adil El-Tayar (63), dr. Habib Zaidi (76) dan Amged El-Hawrani (55), yang secara berturut meninggal pada 25, 27 dan 28 Maret 2020.

BY Edited Wed,01 Apr 2020,12:18 PM

London

London, SPNA - Tiga dokter Muslim, dua keturunan Sudan dan satu warga Pakistan, telah menjadi tenaga medis profesional pertama di Inggris yang meninggal ketika berjuang di garis depan melawan virus corona.

Adalah dr. Adil El-Tayar (63), meninggal pada 25 Maret di Rumah Sakit Universitas Middlesex Barat di Isleworth, London. Tayar, yang merupakan spesialis transplantasi organ Sudan, telah menjadi sukarelawan di departemen A&E di Midlands sebelum.

Sepupunya, jurnalis Zeinab Badawi, mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa "ia ingin ditempatkan di mana ia akan sangat berguna dalam krisis ini."

"Butuh waktu hanya 12 hari bagi Adil untuk beralih dari dokter yang tampaknya sehat dan mampu bekerja di rumah sakit yang sibuk menjadi pesakit yang berbaring di kamar mayat rumah sakit," tambah Badawai.

Pada tanggal 27 Maret, dr. Habib Zaidi yang berusia 76 tahun menjadi pada bulan Maret juga harus menyerah dalam pertempuran dengan virus corona ketika menerima perawatan di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Southend di Essex.

Zaidi, seorang dokter keluarga yang telah bekerja di Leigh-on-Sea selama lebih dari 45 tahun, mengembangkan "gejala textbook" dari virus tersebut, menurut putrinya dan sesama dokter umum, dr. Sarah Zaidi.

Dia menambahkan bahwa “baginya, virus corona menjadi hal yang terlalu berat untuk ditanggung. Ini mencerminkan pengorbanannya ... dia meninggalkan lubang menganga di hati kami, tetapi kerugian yang juga dirasakan dalam komunitas yang ia habiskan hampir sepanjang hidupnya."

Profesional medis ketiga, Amged El-Hawrani (55), meninggal pada 28 Maret di Leicester Royal Infirmary setelah dites positif mengidap virus corona. Hawrani adalah spesialis telinga, hidung dan tenggorokan di Queen's Hospital Burton di Derbyshire.

Seorang juru bicara dari keluarga Hawrani mengatakan, "ia memandang perannya sebagai dokter sebagai salah satu pengejaran paling mulia dalam kehidupan ... kami sangat bangga dengan warisan yang telah ditinggalkannya dan semua yang telah ia capai."

Kematian tersebut menjelaskan penggambaran Muslim dan imigran yang seringkali negatif di media Inggris. Beberapa pengguna Twitter menyerukan adanya perhatian pada ketiga dokter tersebut.

Seorang pengguna menulis, “Lain kali berpikirlah atau jika ingin mengatakan 'orang asing menyebabkan pertumpahan darah' atau 'orang-orang Muslim menyebabkan pertumpahan darah' ingat ini."

Pemerintah Inggris telah menghadapi kritik karena kurangnya alat pelindung diri yang tersedia untuk pekerja medis, membuat mereka rentan terhadap infeksi.

Seorang dokter menulis dalam The Daily Mail, “jika rumah sakit ingin selamat dari ini, kami sangat membutuhkan pakaian pelindung yang memadai. Kalau tidak, kita adalah anak domba bagi pembantaian."

Hingga saat ini, pemerintah Inggris telah melaporkan 22.141 kasus yang dikonfirmasi, di antaranya 1.408 kematian, dan 135 pulih.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir