Serikat Medis Arab Desak Israel  Buka Akses Pengiriman BBM ke Gaza

Krisis listrik yang mengancam dua juta jiwa warga Palestina di Gaza menggerakkan berbagai organisasi dunia untuk menyuarakan dukungan. Serikat Medis Arab berharap Israel segera membuka blokade.

BY Edited Wed,26 Aug 2020,01:44 PM

Kairo, SPNA - Serikat Medis Arab (Arab Medical Union) meminta negara dunia dan organisasi internasional untuk menekan Israel agar membuka akses pengiriman BBM, obat-obatan dan keperluan medis ke Gaza. Hal tersebut untuk mengantisipasi bahaya Corona terhadap dua juta warga Palestina yang tinggal di bawah blokade Zionis.

Dalam pernyataan resminya, organisasi tersebut juga meminta warga Gaza untuk tetap optimis dengan menaati setiap peraturan medis yang ada. 

"Dengan ini kami ingin menentramkan saudara kami di Gaza agar tidak khawatir. Dan agar tetap menjaga persaudaraan untuk melewati kondisi sulit ini."

Organisasi yang didirikan pada tahun 1962 itu juga menyatakan bahwa pihaknya sedang mengusahakan berbagai upaya untuk membantu warga Gaza yang terpenjara oleh blokade Israel.

Seperti diketahui, penembakan balon pemicu kebakaran dari Gaza ke arah permukiman ilegal Yahudi memancing Israel untuk menutup total gerbang perbatasan yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar. Akibatnya Gaza alami krisis listrik karena tidak mendapatkan pasokan BBM.

Pekan lalu, Mesir telah berusaha melakukan negosiasi dengan mengunjungi Tepi Barat dan Gaza. Namun utusan dari Negeri Nabi Musa tersebut belum berhasil menemukan titik temu.

Serikat Medis Arab pertama kali didirikan di Mesir. Bertujuan sebagai wadah pemersatu antara sejumlah organisasi, yayasan dan lembaga medis yang ada di negara Arab.

(T.HN/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Israel Tidak Izinkan Pengiriman BBM Pembangkit Listrik ke Gaza

Pejabat komite, Raed Fattouh, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, bahwa "Otoritas Israel menolak pengiriman BBM bantuan Qatar untuk pembangkit listrik. Ia menambahkan, "Apa yang dipublikasikan tentang pemerintah Israel mengizinkan masuknya bahan bakar hanyalah sebuah kebohongan."