Palestina Peringati 50 Tahun Pembunuhan Ghassan Kanafani

Ia menambahkan bahwa karya-karya Ghassan Kanafani telah membentuk kesadaran penduduk Palestina dan generasi yang masih hidup melalui gelombang revolusioner. Mohammad Shtayyeh menyebut bahwa Ghassan Kanafani telah mendokumentasikan perjalanan penyebaran dan diaspora penduduk asli Palestina setelah bencana Nakba.

BY 4adminEdited Tue,19 Jul 2022,02:19 PM

Ramallah, SPNA - Kementerian Kebudayaan Palestina, pada Minggu (17/07/2022), memperingati lima puluh tahun pembunuhan penulis Palestina, Ghassan Kanafani, yang dilakukan oleh Mossad Israel di Beirut pada tahun 1972.

Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Palestina dan Komite Nasional di Istana Budaya Ramallah, dihadiri oleh Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh, dan sejumlah pejabat Palestina, termasuk kelompok perwakilan nasional, kelompok sosial, dan berbagai komunitas sastra.

“Kami memberi tahu Ghassan Kanafani bahwa kita membenturkan tangki setiap hari dengan segenap kekuatan. Kemarin, Presiden menyatakan sikap tegas selama pertemuan dengan Presiden AS Biden di Bethlehem. Sikap ini mempertahankan posisi hak nasional kita dalam mengakhiri pendudukan, kemerdekaan, penentuan nasib sendiri, pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya, dan hak bagi pengungsi untuk kembali,” kata Mohammad Shtayyeh.

Mohammad Shtayyeh menyebutkan bahwa visi revolusioner Ghassan Kanafani tidak tenggelam dalam ideologi dan ia menjauhi slogan-slogan yang bias terhadap persatuan nasional.

“Sastra dan seninya adalah senjata yang menghidupkan kesadaran dengan mempertajam tekad setelah Nakba. Teriakannya yang keras, ‘Mengapa tidak membenturkan dinding tangki?’, adalah bel peringatan untuk tetap terjaga secara penuh, tidak menyerah pada kenyataan, dan menolak untuk mati diam-diam,” sebut Mohammad Shtayyeh.

Ia menambahkan bahwa karya-karya Ghassan Kanafani telah membentuk kesadaran penduduk Palestina dan generasi yang masih hidup melalui gelombang revolusioner. Mohammad Shtayyeh menyebut bahwa Ghassan Kanafani telah mendokumentasikan perjalanan penyebaran dan diaspora penduduk asli Palestina setelah bencana Nakba.

“Pembunuhan Ghassan Kanafani menyakitkan dan mengejutkan. Pembunuhan para pemikir dan penulis adalah pembunuhan bangsa, tetapi ia tetap hidup dengan warisan sastra, jurnalistik, dan perjuangan nasionalnya,” kata Mohammad Shtayyeh.

Acara peringatan lima puluh tahun pembunuhan Ghassan Kanafani, juga mengumumkan pemenang novel yang berhak mendapatkan “Penghargaan Fiksi Arab Ghassan Kanafani” tahun 2022, yaitu novel “Qumasy Aswad”, karya penulis Suriah, Almughirah Alhuwaidi.

Sementara itu “Penghargaan Zirah Ghassan Kanafani untuk Novel Arab” tahun 2022 diberikan kepada novelis Suriah, Haider Haidar, atas peran kreatif dan perintis dalam memperkaya budaya dan identitas nasional Arab, serta perannya dalam memperkaya kesadaran dari generasi ke generasi Arab.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Persatuan Ulama Palestina Peringati  51 Tahun Musibah “Pembakaran Al-Aqsa”

Dr. Marwan Abu Ras, mengungkapkan bahwa pelanggaran hukum terhadap Al-Aqsa tidak akan berakhir jika Israel belum berhenti menjajah Palestina. Israel akan terus menuang minyak melalui politik “pembagian” terhadap situs sejarah umat Islam tersebut. Api yang berkorbar di Al-Aqsa tidak akan padam sampai mereka angkat kaki dari seluruh wilayah Palestina,  ujar ketua Persatuan Ulama Palestina.