Yerusalem, SPNA - Otoritas pendudukan Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Selasa (13/09/2022), sedang mempersiapkan rencana untuk menggandakan jumlah pemukim di permukiman ilegal “Har Homa”, yang dibangun di tanah Jabal Abu Ghneim, tenggara Yerusalem, meskipun faktanya tidak berhubungan dengan permukiman ilegal yang ada.
Media Israel, Haaretz, menyebutkan adanya pembicaraan tentang permukiman baru yang akan didirikan di tempat yang sangat sensitif, yang dikenal sebagai situs arkeologi dunia menurut “UNESCO”, di desa Battir di Betlehem.
Kawasan permukiman “Gharbi Har Gillo” akan dibangun di sisi lain, desa Palestina, desa Al-Walaja (barat daya Yerusalem), yang berdekatan dengan pemukiman “Har Gillo”.
“Jika kawasan permukiman tersebut dibangun, Al-Walajah akan dikelilingi di keempat sisinya oleh tembok apartheid, yang tingginya akan dinaikkan menjadi tujuh meter, dan 560 unit permukiman akan dibangun,” kata Haaretz.
Saluran air dan desa arkeologi Battir dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2014.
Berdasarkan data laporan perkiraan Israel dan Palestina bahwa saat ini terdapat sekitar 650.000 pemukim Israel yang tinggal di permukiman ilegal Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki. Pemukim Israel ini tersebar di 164 permukiman ilegal dan 124 pos permukiman ilegal terdepan.
Hukum internasional menyatakan Tepi Barat dan Yerusalem sebagai wilayah pendudukan, dan semua kegiatan pembangunan permukiman di kawasan tersebut adalah ilegal dan tidak sah.
(T.FJ/S: Palinfo)