Jejak Israel dalam Captain America: New World Order

Captain America: New World Order akan menghadirkan karakter baru, seperti superhero yang berasal dari Israel.

BY 4adminEdited Thu,15 Sep 2022,03:33 AM

SPNA - Para pecinta superhero tentu saja tidak sabar lagi menantikan peluncuran film Captain America: New World Order pada tahun 2024 mendatang. Film ini akan menampilkan kembali sejumlah karakter yang sudah pernah muncul dalam The Marvels Cinematics Universe (MCU), termasuk The Leader yang akan menjadi villain utamanya. Tidak hanya itu, New World Order juga akan menghadirkan karakter baru, seperti superhero yang berasal dari Israel.

Hal ini diuangkapkan oleh presiden Marvel Studios, Kevin Feige pada acara D23 Expo. Sosok superhero Marvel asal Israel yang dimaksud adalah Ruth Bat-Seraph atau yang lebih terkenal dengan sebutan Sabra.

Siapakah Sabra?

Sabra adalah karakter fiksi, pahlawan super Israel yang muncul dalam buku komik Amerika yang diterbitkan oleh Marvel Comics.

Dalam komik, Sabra memiliki sejarah yang cukup panjang dengan Hulk, bertarung dengannya lebih dari satu kali. Dia juga menjalin hubungan dekat dengan Charles Xavier dan para Mutan lainnya, jadi Marvel Studios mungkin memiliki rencana untuk mempertahankannya untuk sementara waktu sebab makin seringnya Mutan muncul di MCU (The Marvels Cinematics Universe).

Sabra telah mumcul dalam Incredible Hulk #250 (Agustus 1980), tetapi pertama kali muncul sepenuhnya dalam Incredible Hulk #256 (Februari 1981). Karakter ini diciptakan oleh Bill Mantlo dan Sal Buscema. "Sabra" sendiri adalah istilah slang untuk seorang Yahudi asli kelahiran Israel; namanya mengacu pada kaktus pir berduri, yang keras di luar tetapi lembut dan manis di dalam.

Sabra lahir di dekat Yerusalem, Israel. Dia dibesarkan di kibbutz (permukiman kolektif di Israel) khusus yang dijalankan oleh pemerintah Israel setelah kekuatannya terwujud. Sabra adalah agen manusia super pertama yang bekerja di Mossad (dinas rahasia Israel). Dia menjadi seorang perwira polisi dan menjadi agen pemerintah. Tindakan publik pertamanya sebagai Sabra adalah pertempuran dengan Hulk, yang secara keliru dia yakini bekerja dengan teroris Arab yang beroperasi di Israel. Tidak lama setelah itu, Sabra terpilih sebagai pion Maut dalam pertandingan terakhir melawan Grandmaster. Di sana, dia bertemu Iron Man dan Arabian Knight, dan bertarung melawan Hulk dan Captain Britain. Dia kemudian muncul di upacara amnesti Hulk di Washington, D.C. Beberapa tahun kemudian, putra muda Sabra terbunuh dalam serangan teroris. Dia tidak mematuhi perintah untuk membawa pembunuh putranya ke pengadilan.

Sabra dijadwalkan akan Kembali tampil dalam film Marvel Cinematic Universe Captain America: New World Order (2024), yang diperankan oleh Shira Haas.

Pemeran Sabra dalam Captain America: New World Order

Shira Haas sendiri merupakan artis kelahiran Tel Aviv dari keluarga Yahudi sekuler. Kedua orang tuanya merupakan Yahudi kelahiran Israel. Dia adalah keturunan Yahudi Ashkenazi (Yahudi-Polandia, Yahudi-Hongaria, dan Yahudi-Ceko). Kakek-neneknya adalah korban selamat dalam peritiwa Holocaust. Ketika dia berusia satu tahun, keluarganya pindah ke kota Hod HaSharon, Israel. Haas mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Thelma Yellin di Givatayim, Israel, jurusan teater.

Sabra Tuai Kritik

Rencana tampilnya Sabra dalam film Marvel terbaru ini ternyata menuai kritik dari sejumlah pihak. Kelompok pro-Palestina mengecam langkah Marvel ini, sementara warganet mengaitkan istilah Sabra dengan pembantaian warga Palestina di Sabra dan Shatia pada tahun 1982.

Direktur berita Palestina di Mondoweiss mengungkapkan bahwa tokoh superhero Israel bernama Sabra telah menyinggung semua orang Palestina yang terbunuh dalam pembantaian 1982. "Karakter itu bertugas di Mossad dan telah membunuh, memenjarakan, dan menghancurkan kehidupan terlalu banyak orang Palestina. Premis pahlawannya juga bertumpu pada pertempuran teroris Arab yang beroperasi di Israel," tuturnya.

(T.RA/SPNA)

leave a reply
Posting terakhir

World Bank: Gaza Merugi 570 Juta Dolar Akibat Agresi Israel

Selain menelan korban jiwa, agresi terhadap Gaza juga menyebabkan kerusakan di sektor sosial, infrastruktur dan ekonomi. Rapid Damage and Needs Assessment (RDNA) mengungkapkan bahwa kerusakan fisik di Gaza mencapai 380 Juta Dolar, dan kerugian ekonomi mencapai 190 Juta Dolar.”