Israel Putuskan Penghancuran Bangunan dan Rumah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem

Penduduk Palestina terpaksa harus menghancurkan rumahnya sendiri demi menghindari denda luar biasa besar yang dibebankan otoritas pendudukan Israel dan setelah adanya surat ancaman pemberitahuan berulang kali.

BY 4adminEdited Tue,13 Dec 2022,01:31 PM

Yerusalem, SPNA - Otoritas pendudukan Israel, pada Minggu (11/12/2022), mengumumkan “paket” keputusan penghancuran, perintah pembongkaran, dan penghentian pembangunan sejumlah tempat tinggal, rumah, dan fasilitas milik penduduk Palestina di Yerusalem, Hebron, dan Ramallah.

Di Yerusalem, otoritas pendudukan Israel mengeluarkan keputusan penghancuran tempat tinggal di Silwan, sebelah selatan Masjid Al-Aqsha.

Otoritas pendudukan Israel mengeluarkan keputusan untuk menghancurkan bangunan rumah milik keluarga Al-Rajabi di kota Silwan, yang dibangun sejak 30 tahun lalu.

Di Hebron, pasukan pendudukan Israel memerintahkan penghentian pekerjaan dan pembangunan sebanyak 11 rumah dan bangunan di selatan Hebron.

Sejumlah sumber lokal menyebutkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerbu daerah Zuwaydin, sebelah timur kota Yatta dan memerintahkan penghentian pekerjaan dan pembangunan empat rumah milik Nasser Al-Ataimin, Ibrahim Mufleh Al-Ataimin, Fayez Al-Ataimin, dan Abd al-Rahman Al-Ta'aimat.

Sumber yang sama menambahkan bahwa pasukan pendudukan Israel memerintahkan penghentian pekerjaan dan pembangunan rumah, bangunan, dan kandang domba milik Khalil Ramadan Al-Ateimin. Pasukan pendudukan Israel juga memerintahkan Hashim Ibrahim Al-Ateimin, untuk menghentikan pembangunan rumah dan bagunan miliknya.

Di Masafer Yatta, pasukan pendudukan Israel memerintahkan Nasser Abu Ubaid untuk menghentikan konstruksi ruang pertanian di daerah Al-Tabban.

Di Ramallah, pasukan pendudukan Israel memerintahkan penghentian pembangunan dua unit rumah di kota Ni'lin, sebelah barat Ramallah.

Sejumlah sumber lokal menyatakan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerbu daerah Jabal Al-Sawana di utara Ni’ilin dan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Samer Mustafa Al-Khawaja dan Khaldoun Abu Fakhida untuk berhenti membangun rumah mereka.

Jabal Al-Sawana terancam akan disita oleh otoritas pendudukan Israel dan konstruksi yang dilakukan oleh penduduk Palestina dilarang dengan dalih sebagai Area C atau Zona C.

Penduduk Palestina terpaksa harus menghancurkan rumahnya sendiri demi menghindari denda luar biasa besar yang dibebankan otoritas pendudukan Israel dan setelah adanya surat ancaman pemberitahuan berulang kali.

Ancaman pemberitahuan penghancuran ataupun penghancuran bangunan atau rumah yang dilakukan langsung oleh pasukan pendudukan Israel, dilakukan dengan dalih kurangnya syarat izin bangunan. Hal ini dilakukan untuk menghambat penduduk Palestina untuk melakukan pembangunan dan mengusir penduduk Palestina dari tanah mereka.

Orang-orang Palestina di Tepi Barat hidup dalam kondisi sulit, akibat serangkaian kebijakan dan praktik pendudukan jangka panjang, dengan sistem diskriminatif bagi orang-orang Palestina. Sistem yang mencegah orang-orang Palestina untuk memenuhi kebutuhan rumah atau tempat tinggal, mata pencaharian, dan kebutuhan layanan dasar.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply