Yerusalem, SPNA – Mufti Palestina dan Khatib Masjid Al-Aqsa, Syekh Ikrimah Shabri, mengatakan bahwa Israel sengaja memanfaatkan hari-hari besar dalam agama Yahudi untuk melakukan Yahudisasi terhadap Masjid Al-Aqsa. Pernyataan tersebut disampaikan kepada salah satu media lokal Palestina, Palinfo.com, yang dirilis kemarin, Sabtu (02/09/2023).

Dia juga memperingatkan akan ada gelombang kunjungan besar-besaran dari pemukim Yahudi pada bulan September ini.

Ikrimah menegaskan, sejumlah agenda agama Yahudi yang ingin dilakukan di Masjid Al-Aqsa, seperti penyembelihan lembu di Komplek Al-Aqsa, adalah untuk mengundang para umat Yahudi dunia agar berbondong-bondong ke Masjid Al-Aqsa.

Langkah Yahudisasi kiblat pertama umat Islam tersebut menurutnya harus menjadi perhatian umat muslim dunia. Ikrimah meminta seluruh umat Islam dunia untuk menyatakan penolakan dan kecamannya dengan lantang.

“Tidak ada alasan untuk diam dan bisu.” Ucapnya.

Selain itu, Dia juga mengajak umat muslim Palestina khususnya agar sering melakukan kunjungan ke Masjid Al-Aqsa. Sebagai sinyal bagi Israel bahwa Masjid Al-Aqsa masih berada di bawah genggaman umat muslim dan tidak dapat dipermainkan begitu saja.

Perlu diketahui, bahwa umat Yahudi Israel akan menyambut hari besar agama mereka yang paling panjang pada bulan ini. Berlangsung selama 22 hari, antara tanggal 16 September sampai 7 Oktober.

Hari besar tersebut dibuka dengan peringatan tahun baru ibrani, pada tanggal 16 dan 17 September. Kemudian diikuti oleh “sepuluh hari taubat”, dimana kunjungan Yahudi ke Masjid Al-Aqsa bisa dipastikan akan meningkat.

Selanjutnya peringatan hari Yom Kippur, yang jatuh pada tanggal 25 September. Yom Kippur atau disebut hari penebusan dosa merupakan hari paling suci dalam agama Yahudi. Setelahnya berlanjut dengan delapan hari peringatan Hari Raya Sukkot, dari tanggal 30 September sampai 7 Oktober.

Komunitas Kuil Sulaiman yang terdiri dari Yahudi ekstrem, telah merencanakan banyak kegiatan untuk menarik kedatangan umat Yahudi ke Masjid Al-Aqsa. Kegiatan keagamaan yang dilakukan di wilayah paling sensitif di Palestina tersebut, yaitu komplek Masjid Al-Aqsa, diyakini akan meningkatkan ketegangan antara muslim Palestina dan pemukim Yahudi. Dan dapat menarik konflik yang ada ke arah perang agama.

(T.HN/S: Palinfo)