ActionAid: Kelangkaan Air Bersih Mengancam Dua Juta Nyawa Warga Gaza

“Bagaimanapun kami akan mati, tetapi anak-anak kami menangis dan menjerit karena lapar dan haus,” ucap seorang Ibu di salah satu tempat pengungsian di Gaza.

BY 4adminEdited Tue,31 Oct 2023,11:43 PM

Ramallah, SPNA – Salah satu organisasi non-pemerintah internasional yang bergerak di Gaza, ActionAid, Senin (30/10/2023), mengatakan Gaza sedang menyaksikan kelangkaan air yang parah akibat serangan Israel.

Ketersediaan air di Gaza disebutkan hanya “setetes”, dari kebutuhan “selaut” air.

“Banyak keluarga di Gaza akan mati dehidrasi sedangkan dunia hanya menyaksikan.” Ucap Koordinator Advokasi dan Komunikasi ActionAid-Palestina, Riham Jafari.

Dia mengatakan bahwa ActionAid kembali berkomunikasi dengan staf dan mitranya setelah pemadaman listrik pada hari Jumat.

“Mereka memberitahu kita bahwa situasinya adalah bencana besar, kelangkaan air mengancam jiwa, dan banyak orang mengalami dehidrasi dan jatuh sakit. Banyak di antara mereka yang tidak bisa mengakses air bersih untuk minum dan terpaksa meminum air yang asin atau tidak bersih.”

“Akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar adalah hak yang sah. Semua bantuan penting, termasuk air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar harus segera diizinkan masuk ke Gaza dan dalam jumlah yang cukup sebelum orang-orang mulai meninggal karena dehidrasi atau penyakit. Selama hal ini terus berlanjut, perampasan barang dan jasa yang penting bagi kehidupan berpotensi menjadi hukuman kolektif bagi masyarakat Gaza; ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.”

ActionAid menyatakan bahwa minimal masyarakat membutuhkan 3 liter air untuk diminum per hari agar tidak mengalami dehidrasi.

Di Gaza saat ini, jumlah kecil ini tidak lagi tersedia, dan banyak yang terpaksa meminum air kotor atau asin. Selain itu, banyak keluarga yang tidak mampu membersihkan diri, pakaian, atau menyiram toilet. Resiko penyebaran penyakit mematikan yang ditularkan melalui air dan penyakit menular lainnya semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Seorang anggota staf ActionAid di Gaza menggambarkan situasi mengerikan tersebut dengan menyatakan: “Sedihnya, tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, tanpa akses terhadap air atau listrik. Sebagai seorang wanita, saya menderita. Saya tidak mempunyai akses terhadap kebutuhan dasar hidup. Tidak ada air. Saya menderita selama menstruasi. Tidak ada air yang tersedia bagi saya untuk membersihkan darah menstruasi saya. Saya tidak bisa menyediakan pembalut untuk kebutuhan saya sendiri selama menstruasi.”

Kekurangan air dan ancaman penyakit yang ditularkan melalui air dapat menyebabkan bencana kesehatan bagi ratusan ribu orang dan ancaman yang mengkhawatirkan terhadap kehidupan wanita hamil dan menyusui serta anak-anak mereka yang baru lahir, yang kesulitan memproduksi susu yang mereka perlukan untuk memberi makan bayi mereka. Demikian bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan ActionAid.

Seorang ibu yang mengungsi di sekolah PBB mengatakan kepada ActionAid: "Air yang kami minum tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Maksud saya, bahkan hewan pun tidak dapat meminumnya. Namun kami tidak punya pilihan lain, hanya ini air yang tersedia. Bagaimanapun kami akan mati, tetapi anak-anak kami menangis dan menjerit karena lapar dan haus.”

Sekali lagi, ActionAid meminta para pemimpin dunia untuk menggunakan segala cara yang ada untuk menghentikan serangan darat dan serangan udara, memastikan adanya gencatan senjata, mengurangi eskalasi kekerasan, dan melindungi warga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak.

"Sekarang saatnya beraksi."

(T.HN/S: WAFA)

leave a reply
Posting terakhir