Jurnalis Palestina: Propaganda Media Pro-Israel Beri Lampu Hijau Genosida di Jalur Gaza

Sindikat Jurnalis Palestina (PJS) mengatakan bahwa beberapa media barat menebar berita palsu untuk kepentingan Pemerintah Israel dan memberikan lampu hijau dalam melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

BY 4adminEdited Wed,01 Nov 2023,01:07 AM

Jalur Gaza, SPNA – Sindikat Jurnalis Palestina (PJS) mengatakan bahwa beberapa media barat menebar berita palsu untuk kepentingan Pemerintah Israel dan memberikan lampu hijau dalam melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Dilansir RT Arabic, Senin (30/10/2023): “Beberapa media mainstream melakukan pelanggaran berat dimana mereka menyebarkan berita-berita palsu tanpa melakukan verifikasi dan diduga sengaja.”

Sebagian media menarik kembali informasi lalu dan meminta maaf setelah kebohongan mereka terbongkar, sayangnya sebagian lain bahkan tak peduli.

Berita Palsu 1: Hamas Penggal Kepala Anak-Anak

Diantara berita palsu yang disebarkan secara luas dan sengaja ke publik adalah laporan I24 News Israel, dimana koresponden melaporkan temuan jasad anak-anak Israel yang dipenggal dalam serangan Badai Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober lalu di Kibbutz. Laporan tersebut kemudian sampai ke telinga Presiden AS Joe Biden yang juga berulang kali menyampaikannya kepada publik.

Laporan yang sama juga disampaikan oleh Los Angeles Times, Daily Mail bahwa dua pejabat Israel mengaku menemukan 40 jasad anak-anak yang sudah dipenggal di Kibbutz.  

Menyikapi hal ini, Jurnalis Israel Oren Ze’ev melalui postingan di media sosial mengaku sempat meliput lokasi pasca serangan “Badai Al-Aqsa”. Dia membantah seluruh informasi yang mengatakan bahwa Hamas membunuh balita. “Kepolisian Israel tidak menyebutkan adanya kejadian tersebut,” tulisnya.

Di saat yang sama The Guardian melaporkan bahwa informasi yang mengatakan bahwa Hamas memenggal kepala anak-anak bersumber dari seorang prajurit bernama David Ben Zion. Setelah diwawancara oleh I24 News, sejumlah media seperti The Independent, CNN dan BBC menarik kembali laporan tersebut karena keterangan Ben Zion dinilai tidak memiliki cukup bukti.

Berita Palsu 2: Hamas Memperkosa Wanita Israel

Media-media mainstream juga menyebut bahwa personel Hamas melakukan pemerkosaan dan pembakaran terhadap wanita Israel yang dijadikan sandera. PM Israel Benyamin Netanyahu juga menyampaikan informasi tersebut ke publik, sayangnya informasi itu juga tidak didukung oleh bukti yang jelas.

Berita Palsu 3: Hamas Bunuh Seorang Selebritis

Media Inggris The Mirror juga melansir, “Seorang selebritis mati di tangan kelompok teroris (Hamas)”. Informasi tersebut kemudian dibantah oleh pihak keluarga dimana sang ibu mengatakan kepada The Independent bahwa anaknya dalam keadaan hidup di Rumah Sakit di Gaza.

Berita Palsu 4: Hamas Bakar Balita Israel

Pada 12 Oktober lalu CNN mengutip cuitan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu di X (Twitter) yang memposting 3 foto sadis disebut oleh Netanyahu sebagai foto balita yang dibakar oleh Hamas.

Cuitan tersebut kemudian dibantah oleh jurnalis AS Jackson Hinkle yang membuktikan melalui bantuan AI bahwa foto tersebut adalah foto anak anjing.

Zionis Kucurkan Dana Besar Untuk Propaganda

New Point Arabic dalam sebuah artikel mengatakan bahwa Jaringan Yahudi Internasional anti Zionis (IJAN) pada tahun 2015 lalu membeberkan laporan lengkap tentang sistem pendanaan dan yayasan Zionis untuk memberangus aktivitas membela Palestina di dalam dan luar negeri melalui provokasi berbagai media dan mempengaruhi opini publik serta menargetkan lembaga pendukung Palestina.

Sejak 2009 hingga 2012 gerakan tersebut telah “menyawer” lebih dari 300 Juta Dollar untuk tujuan propaganda media dan aktivitas mata-mata.

Laporan-laporan palsu yang didendangkan media-media pro-Israel tersebut telah memberikan lampu hijau bagi zionis melakukan genosida terhadap rakyat Gaza dan menelan lebih dari 8000 jiwa.

PJS Palestina berjanji akan membawa media-media pendukung buta Israel ke Pengadilan Internasional karena mereka terlibat secara tak langsung dalam pembantaian terhadap rakyat Palestina. “Kami akan menempuh jalur hukum sesuai aturan internasional,” tulis mereka seperti dilansir RT Arabic.

(T.RS/S: RT Arabic)

leave a reply