New York, SPNA - Amerika Serikat, Selasa (20/02/2024) menggunakan hak veto menolak rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Gaza, yang membatalkan tuntutan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas.

Negara-negara Arab, yang dipimpin oleh Aljazair, mengajukan rancangan resolusi tersebut untuk dilakukan voting, Sayangnya, AS yang telah menjadi sekutu utama Israel memblokir rancangan resolusi  tersebut dan malah mengusulkan rancangan alternatif.

Dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, sebanyak 13 mendukung rancangan resolusi yang menyerukan penghentian perang yang telah menewaskan lebih dari 29.000 orang di Gaza dan membuat lebih dari 80% penduduknya menjadi pengungsi.

AS menjadi satu-satunya negara yang memberikan suara menentang rancangan tersebut, sementara Inggris memilih untuk abstain.

Untuk menerapkan resolusi DK PBB, diperlukan setidaknya persetujuan sembilan suara tanpa veto dari lima anggota tetap: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, atau Tiongkok.

Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, menyatakan bahwa negaranya memveto resolusi tersebut karena khawatir dapat membahayakan perundingan antara AS, Mesir, Israel, dan Qatar yang sedang berusaha menengahi jeda perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Dia menolak klaim bahwa veto tersebut adalah upaya AS untuk mendukung invasi darat Israel ke kota Rafah di Gaza paling selatan, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi berlindung.

Saat memperkenalkan resolusi tersebut pada hari Selasa, Amar Bendjama, duta besar Aljazair untuk PBB, menyatakan: “Dewan Keamanan tidak boleh bersikap pasif menghadapi situasi di Gaza, dan bahwa diam bukanlah pilihan yang tepat,” tegasnya.

(T.RS/S:Aljazera)