Save the Children: Sebelumnya Dihuni 200 Ribu Penduduk Palestina, Kini Khan Younis Jadi “Kota Hantu”

Data statistik sementara yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa antara Oktober 2023 dan Januari 2024, sebanyak lebih dari 60 persen bangunan tempat tinggal dan sekitar 80 persen bangunan komersial rusak atau hancur di Jalur Gaza, dengan 80 persen terkonsentrasi Gaza Utara dan Khan Younis.

BY 4adminEdited Tue,30 Apr 2024,07:13 PM

Gaza, SPNA - Organisasi Hak-hak Anak Internasional, Save the Children, pada Senin (29/04/2024), menyebutkan bahwa Kota Khan Yunis di selatan Jalur Gaza, kota terbesar kedua di Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200.000 orang sebelum agresi, kini telah menjadi “kota hantu”.

Save the Children Internasional dalam konferensi pers setelah misi penilaian yang mengunjungi daerah tersebut pada tanggal 25 April, mengatakan bahwa setiap bangunan yang mereka lihat rusak parah, atau telah menjadi puing-puing yang rata di tanah.

“Hanya ada beberapa orang yang memilih kembali untuk melindungi sisa properti dan harta benda mereka. Banyak anak berjalan sendirian di jalan-jalan yang hancur, dan berada di dekat bangunan yang hancur atau setengah hancur,” kata Save the Children Internasional.

Data statistik sementara yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa antara Oktober 2023 dan Januari 2024, sebanyak lebih dari 60 persen bangunan tempat tinggal dan sekitar 80 persen bangunan komersial rusak atau hancur di Jalur Gaza, dengan 80 persen terkonsentrasi Gaza Utara dan Khan Younis.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom apa saja, termasuk rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (27/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 34.500  orang dan 77.500  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir