Tepi Barat, SPNA - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di wilayah Palestina yang diduduki melaporkan bahwa hanya dalam dua pekan, pendudukan Israel telah menghancurkan, menyita, atau memaksa menghancurkan 51 bangunan milik penduduk Palestina di bagian timur Yerusalem yang diduduki dan Area C Tepi Barat,
Dalam “Laporan Perlindungan Warga Sipil” dua pekanan yang mencakup periode (28 Juni – 18 Juli 2022), OCHA menegaskan bahwa tindakan ini dilakukan oleh pendudukan Israel dengan alasan minimnya izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan Israel. Empat dari bangunan tersebut merupakan bantuan kemanusiaan yang didanai donor.
Akibatnya, 40 orang, termasuk 21 anak-anak, mengungsi, dan mempengaruhi mata pencaharian sekitar 500 warga lainnya, tambah OCHA.
Sekitar 47 dari bangunan yang ditargetkan berada di Area C, termasuk dua bangunan di daerah Hebron selatan yang ditetapkan sebagai 'zona tembak' untuk pelatihan militer Israel, dan di mana komunitas Palestina berisiko dipindahkan secara paksa, menurut OCHA.
Pada tanggal 5 Juli lalu, pendudukan Israel menghancurkan tembok beton sepanjang 200 meter di sekitar fasilitas mata air di 'cagar alam' Duma (Nablus), karena tidak memiliki izin. Akibatnya, kran dan jaringan air rusak.
Pembongkaran ini secara langsung mempengaruhi akses ke air dan mata pencaharian setidaknya 22 rumah tangga, yang terdiri dari 132 orang, kata OCHA.
Empat bangunan, tambah OCHA, yang terletak di bagian timur Yerusalem yang diduduki dihancurkan, termasuk satu rumah yang dihancurkan secara paksa oleh pemiliknya untuk menghindari membayar denda yang dikeluarkan oleh otoritas pendudukan Israel.
OCHA menyebutkan bahwa sejak awal 2022, pendudukan Israel menghancurkan, menyita, atau memaksa untuk menghancurkan setidaknya 407 bangunan milik penduduk Palestina, termasuk 321 di Area C, 76 di bagian timur Yerusalem yang diduduki dan 10 di Area A dan B.
(T.RA/S:QNN)
