Palestina Peringati Pembantaian Sabra dan Shatila yang Dilakukan Israel

“Tragedi yang sangat mengerikan dan salah satu kejadian paling berdarah dalam sejarah rakyat Palestina. Pembantaian ini bertujuan untuk mengintimidasi orang-orang Palestina, memaksa mereka untuk meninggalkan Lebanon setelah mereka diusir dari Palestina. Selain itu, pembantaian ini juga menanam benih-benih perselisihan antara Palestina dan saudara-saudara Lebanon,” sebut Ahmed Mohsin.

BY 4adminEdited Sat,17 Sep 2022,02:14 PM

Beirut, SPNA - Sekretaris Jenderal Konferensi Rakyat Palestina di Luar Negeri, Ahmed Mohsin, sebagaimana dilansir Palinfo (16/09/2022), mengatakan bahwa ingatan pembantaian Sabra dan Shatila akan tetap mengakar kuat di benak rakyat Palestina.

Ahmed Mohsin Pembantaian Sabra dan Shatila menjadi saksi kegagalan dan bungkamnya internasional yang terus berlanjut terhadap kejahatan pendudukan Israel di Palestina.

Ahmed Mohsin menyebutkan, dalam sebuah pernyataan pers, bahwa pembantaian Sabra dan Shatila, adalah kenangan trages yang masih terasa dan belum dapat dilupakan oleh hati nurani umat manusia.

“Tragedi yang sangat mengerikan dan salah satu kejadian paling berdarah dalam sejarah rakyat Palestina. Pembantaian ini bertujuan untuk mengintimidasi orang-orang Palestina, memaksa mereka untuk meninggalkan Lebanon setelah mereka diusir dari Palestina. Selain itu, pembantaian ini juga menanam benih-benih perselisihan antara Palestina dan saudara-saudara Lebanon,” sebut Ahmed Mohsin.

Ahmed Mohsin menegaskan bahwa rakyat Palestina akan terus mengingat para syuhada Sabra dan Shatila.

“Kami akan terus mengingatkan dunia tentang kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, yang masih berlanjut sampai sekarang sejak Israel berdiri,” kata Ahmed Mohsin.

Pembantaian Sabra dan Shatila terjadi pada 16-18 September 1982, di mana jumlah korban diperkirakan antara 750 dan 3.500 meninggal dunia dan hilang.

Sabra adalah nama kawasan yang secara administratif berafiliasi dengan kotamadya Ghobeiry di Provinsi Jabal Lebanon. Sementara Shatila adalah kamp pengungsi Palestina, yang didirikan oleh UNRWA pada tahun 1949, yang terletak di selatan ibukota Lebanon, Beirut.

(T.FJ/S: Palinfo)

 

leave a reply
Posting terakhir

Mengenang 65 Tahun Pembantaian Qalqilya yang Dilakukan Zionis Israel

Keesokan paginya, setelah malam berdarah, aroma darah dan kematian tercium di jalan-jalan kota, di mana tentara pendudukan Israel melakukan pembantaian dengan menggunakan berbagai pesawat, tank, dan ranjau. Sementara itu, penduduk Qalqilya dan tentara Yordania menghadang mereka menggunakan senjata ringan.