Selama Seminggu, 5 Penduduk Palestina Gugur dalam 457 Aksi Perlawanan Hadapi Pendudukan Israel di Tepi Barat

Resolusi 3246 Dewan Umum PBB, pada 29 November 1974 mengecam keras seluruh pemerintah yang tidak mengakui hak penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan rakyat di bawah otoritas penjajahan dan pendudukan, terutama rakyat Afrika dan Palestina. Resolusi ini menegaskan legitimasi perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dari otoritas penjajahan dengan segala cara, termasuk berjuang menggunakan senjata.

BY 4adminEdited Sun,05 Feb 2023,01:03 PM

Ramallah, SPNA - Pekan lalu, sebagaimana dilaporkan Pusat Informasi Palestina, Mo3ta, pada Jumat (03/01/2022), aksi perlawanan dan konfrontasi yang dilakukan penduduk Palestina menghadapi pasukan pendudukan dan pemukim Israel di Tepi Barat meningkat. Bentuk perlawanan penduduk Palestina dilakukan dalam sejumlah bentuk, di antara aksi penembakan, pelemparan alat peledak, dan konfrontasi.

Mulai 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023, Mo3ta mendokumentasikan sebanyak lima penduduk Palestina meninggal dunia. Sementara itu, delapan pemukim Israel tewas, dan 22 lainnya mengalami luka-luka.

Kelompok Syabab ats-Tsaair atau Pemuda Revolusioner melakukan sebanyak 457 aksi perlawanan, termasuk di antaranya 44 operasi penembakan, dan 21 operasi pelemparan alat peledak dan bom molotov.

Mo3ta juga memantau sebanyak 89 operasi pelemparan batu, 93 aksi perlawanan terhadap serangan pemukim Israel, 137 titik konfrontasi, dan sebanyak enam aksi penghancuran kendaraan dan peralatan militer pendudukan Israel.

Penduduk Palestina yang meninggal selama sepekan terakhir di antaranya adalah: Nassim Nayef Salman Abu Fouda (26 tahun) dari Hebron, Omar Tariq Al-Saadi (24 tahun) dari Jenin, Karam Ali Salman (18 tahun) dari desa Qusin sebelah barat Nablus, dan Khairi Alqam (21 tahun) dari Yerusalem, dan Wadih Aziz Abu Ramouz (16 tahun) dari Silwan.

Resolusi 3246 Dewan Umum PBB, pada 29 November 1974 mengecam keras seluruh pemerintah yang tidak mengakui hak penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan rakyat di bawah otoritas penjajahan dan pendudukan, terutama rakyat Afrika dan Palestina. Resolusi ini menegaskan legitimasi perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dari otoritas penjajahan dengan segala cara, termasuk berjuang menggunakan senjata.

Sementara itu, Pusat Informasi Palestina, Mo3ta, juga mengeluarkan laporan bulanan, di mana otoritas pendudukan Israel melakukan sebanyak 3.532 pelanggaran di Tepi Barat dan Yerusalem selama bulan Januari. Mo3ta menyebut bahwa kekerasan dan pelanggaran tersebut merupakan tindakan paling berdarah di Tepi Barat sejak 2015.

Mo3ta mendokumentasikan sebanyak 35 kasus pembunuhan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel, termasuk di antaranya delapan anak-anak dan seorang perempuan lansia. Sementara itu sebanyak 342 penduduk Palestina terluka akibat tembakan pasukan pendudukan dan pemukim Israel. Sebagian besar kasus pelanggaran dan kejahatan terjadi di di Jenin, di mana sebanyak 20 penduduk Palestina meninggal dunia.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir
Dalam seminggu, Israel tangkap 100 warga Palestina di Al-Quds dan Tepi Barat

Dalam seminggu, Israel tangkap 100 warga Palestina di Al-Quds dan Tepi Barat

Klub Tahanan Palestina mengatakan bahwa sejak Selasa malam hingga Rabu pagi, (27/02/2019) pasukan pendudukan Israel (IDF) menangkap 36 warga Palestina di Tepi Barat dan kota suci Al-Quds. Lembaga tersebut menambahkan bahwa Kepolisian, Militer, dan Badan Intelejen Israel juga menangkap anggota Dewan Revolusi Fatah, Zakarya Al-Zabidy yang merupakan mantan Komandan Brigade Syuhada al-Aqsa dalam intifada ke dua.

Hadapi Perlawanan Palestina di Tepi Barat, Israel Pasok Alat Militer Baru

Pasukan pendudukan Israel juga memutuskan untuk membeli 50 kendaraan lapis baja baru anti-peluru dan tahan lemparan batu, untuk menggantikan kendaraan lama, yang akan digunakan di Tepi Barat. Kendaraan ini akan digunakan untuk meningkatkan perlindungan bagi pasukan pendudukan Israel yang berpartisipasi dalam operasi di Tepi Barat.