Tepi Barat, SPNA - Marwa Al-Tamimi, ibunda dari Mohammed Al-Tamimi, dengan lantang menyerukan keadilan untuk balitanya yang gugur setelah sebelumnya terluka akibat ditembak oleh pasukan Israel. Seruan tersebut ia sampaikan dalam prosesi pemakapan putranya yang berlangsung pada hari Selasa (06/06/2023) di Tepi Barat.
Berbaur dengan puluhan pelayat lainnya, Marwa menggendong balitanya untuk terakhir kalinya.
"Saya ingin keadilan untuk anak saya, dan setiap orang yang menembak suami dan anak saya harus bertanggung jawab," tuturnya.
Mohammed, yang menurut ibunya beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ketiga, meninggal pada hari Senin (05/06/2023) karena luka tembak di kepala. Peristiwa itu terjadi setelah dia dan ayahnya diserang pasukan Israel di dekat rumah mereka saat mengemudi untuk mengunjungi kerabat.
Sementara itu, Haitham Al-Tamimi, sang ayah, ditembak di bahu.
Marwa, yang saat itu tidak berada di dalam mobil, kepada Reuters menuturkan, "Ketika saya pergi untuk memeriksa putra saya, saya memberi tahu (tentara) bahwa putra saya terbunuh. Mereka mengatakan 'mundur atau kami akan menembak.'"
Dalam sebuah pernyataan setelah insiden itu, militer Israel mengatakan bahwa penembakan tersebut adalah respon atas penembakan yang menargetkan militer Israel (IDF) di dekat permukiman ilegal Israel, Neve Tzuf, di dekat kota Nabi Saleh.
“IDF menyesali kerugian terhadap non-kombatan dan berkomitmen untuk melakukan segala daya guna mencegah insiden serupa,” kata pernyataan itu.
Menurut kantor Pertahanan Palestina untuk Anak Internasional (DCIP), Mohammed adalah salah satu dari 27 anak Palestina di bawah umur yang tewas akibat aktivitas militer dan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Gaza sejak bulan Januari.
Tiga anak di bawah umur Israel tewas dalam periode yang sama, menurut angka Israel.
"Tanpa pertanggungjawaban, kejahatan Israel terhadap rakyat/anak-anak kami akan terus berlanjut," tulis Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, dalam sebuah tweet pada hari Selasa.
Kantor AS untuk Urusan Palestina mendesak Israel "untuk mengevaluasi semua penggunaan kekuatan mematikan yang melibatkan korban sipil". Hal ini sejalan dengan pernyataan delegasi Uni Eropa untuk Palestina dan utusan PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah yang meminta Israel untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kematian Mohammed Al-Tamimi.
(T.RA/S: MEMO)