Tentara Israel Lakukan Perampokan dan Penjarahan di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa

Tentara Israel kedapatan mencuri perhiasan emas dan uang tunai dari rumah-rumah yang digerebek dan dari orang-orang yang dibawanya. Setelah memaksa pemilik rumah keluar dari rumah mereka, tentara Israel merampas semua milik mereka, termasuk barang-barang pribadi. Sejumlah video pencurian bahkan dengan bangga direkam oleh tentara Israel sendiri. 

BY 4adminEdited Wed,03 Apr 2024,06:03 AM

Gaza, SPNA - Lembaga pemantau HAM internasional, Euro-Med Monitor, pada Senin (01/04/2024), mengeluarkan laporan yang menyebut bahwa tentara Israel telah melakukan banyak pencurian dan perampokan terhadap properti penduduk sipil Palestina. Ini adalah bentuk kejahatan lainnya Israel selama dua minggu berturut-turut di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza.

Tentara Israel telah melakukan serangan militer besar-besaran di Rumah Sakit Al-Shifa dan sekitarnya, di sebelah barat Kota Gaza, sejak 18 Maret.  Selama operasi militer ini, tentara Israel telah melakukan sejumlah kejahatan, termasuk eksekusi di luar hukum, pembunuhan, dan penangkapan sewenang-wenang. Selain itu, kesaksian baru juga muncul, mengungkap keterlibatan pasukan Israel dalam mencuri uang tunai dan properti berharga dari rumah-rumah warga Palestina setelah secara paksa mengevakuasi pemiliknya.

Tentara Israel memaafkan dan kadang-kadang bahkan mendorong anggotanya untuk mencuri uang dan properti dari rumah-rumah penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza. Tentara Israel tidak meminta pertanggungjawaban pelaku atas pelanggaran-pelanggaran ini, karena pelanggaran-pelanggaran tersebut sering dilakukan tanpa dokumentasi resmi.

Tentara Israel kedapatan mencuri perhiasan emas dan uang tunai dari rumah-rumah yang digerebek dan dari orang-orang yang dibawanya. Setelah memaksa pemilik rumah keluar dari rumah mereka, tentara Israel merampas semua milik mereka, termasuk barang-barang pribadi. Sejumlah video pencurian bahkan dengan bangga direkam oleh tentara Israel sendiri. 

Euro-Med Monitor sebelumnya telah mendokumentasikan pencurian sistematis sejak tentara Israel mulai melakukan operasi militer darat di Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023. Operasi ini telah dilakukan secara sistematis, terbukti dengan seringnya penyerbuan ke kawasan pemukiman, penggerebekan rumah, dan lain-lain. 

Sebagai bagian dari strategi Israel yang berpusat pada hukuman pembalasan kolektif dan dehumanisasi serta penghancuran masyarakat Palestina, tentara membakar, mengebom, dan menghancurkan banyak rumah di Jalur Gaza setelah sebelumnya menjarah dan merampok rumah-rumah tersebut. Salah satu korban perampokan Israel menceritakan kejahatan Israel di rumahnya. 

“Ketika tentara Israel menyerbu rumah tempat kami tinggal di wilayah barat Gaza, mereka menggeledah seluruh tempat. Mereka menemukan perhiasan dan emas milik pengantin anak saya, serta emas milik wanita lain dari keluarga Al-Ifranji.  Bersama dengan barang-barang pribadi lainnya, kami juga memiliki tas berisi uang jaminan dengan total lebih dari 100,000 dolar Amerika,” kata seorang dokter bernama Yahya Khalil Deeb Al-Kayyali (59 tahun), kepada Euro-Med Monitor.  

Al-Kayyali menyatakan bahwa nilai total semua barang-barang tersebut nilainya lebih dari 200.000 dolar Amerika. Ia menceritakan bahwa tentara Israel menghancurkan laptop dengan kaki mereka dan mengambil semua barang-barang berharga.

"Para tentara menghentikan istri saya ketika ia mencoba mengambil tas-tas tersebut. Saya memberi tahu petugas bahwa ada sejumlah besar uang tunai. Petugas itu tertawa dan mengatakan uang tunai itu akan dibagikan kepada para prajurit," kata Yahya Khalil Deeb Al-Kayyali.

Al-Kayyali berkali-kali menjelaskan kepada tentara Israel bahwa ia dan keluarganya adalah warga sipil. Namun, tentara Israel mengabaikannya.

“Saya berbicara dengan mereka dalam bahasa Inggris.  Mereka meminta laki-laki untuk melepas semua pakaian, sehingga kami telanjang. Kami hanya memakai celana boxer.  Kami dibawa ke kamar kecil dan ditahan di sana.  Mereka membawa putra saya yang berusia 30 tahun, Amer, ke kamar sebelah dan menginterogasi dan menyiksanya dengan kejam. Saya mendengar ia berteriak," cerita Al-Kayyali.

Tentara Israel menginterogasi Amer dengan kejam. Ketika tentara mereka meminta informasi kepada Amer, ia menjelaskan bahwa ia baru saja datang dari Jerman dan tidak tahu apa-apa. Tentara Israel kemudian menginterogasi Al-Kayyali dan mengancam akan membunuhnya. Ia dicaci maki di tengah cuaca yang sangat dingin.

“Kemudian, ketika saya masih dalam keadaan telanjang, seorang tentara meminta saya pergi ke rumah keluarga Bseiso dan memanggil mereka.  Dia mengancam akan menembak saya jika saya (mencoba melarikan diri).  Saya mendekati keluarga Bseiso dan memerintahkan mereka untuk mengangkat tangan.  Tentara berdiri di balkon ketika mereka keluar. Ada seorang pria buta dan seorang pria cacat bersama mereka,” tambah Al-Kayyali.  

Al-Kayyali menyebut bahwa tentara itu tetap bersikeras melepas pakaian mereka dan meminta saya untuk membawanya mereka ke rumah Al-Kayyali. Tentara Israel membawa para perempuan tersebut ke tempat lain di dalam rumah sebelum menggunakan mereka sebagai perisai manusia dalam baku tembak.

Video-video di media sosial yang memperlihatkan tentara Israel yang dengan bangga mencuri uang tunai dan barang-barang berharga beredar secara online, bersama dengan rekaman yang menunjukkan mereka secara sengaja merusak rumah-rumah penduduk sipil di Jalur Gaza dengan membakar atau menuliskan slogan-slogan rasis atau Zionis di dinding.

Lembaga pemantau HAM internasional, Euro-Med Monitor menyerukan penyelidikan internasional yang komprehensif dan tidak memihak terhadap pelanggaran berat dan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza dan harta benda mereka. Komunitas internasional harus bertindak cepat untuk memastikan akuntabilitas hukum.

Sejak tanggal 7 Oktober, tentara Israel telah meningkatkan serangannya terhadap penduduk Palestina di Tepi Barat, bersamaan dengan agresi terhadap Jalur Gaza, dengan menangkap laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (31/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.782 orang dan 75.298  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 2 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: Euro-Med Monitor, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Krisis Air Palestina, Perampasan Hak dan Perampokan Israel

08.11.2022Sejak berdirinya entitas Israel pada tahun 1948, otoritas pendudukan Israel telah berusaha untuk mengendalikan sumber daya air di Palestina. Departemen khusus dibentuk dan segera memulai pelaksanaan sejumlah proyek air. Hal ini tercatat dalam sebuah studi studi berjudul “Proyek dan Rencana Investasi Sumber Daya Air Israel Sejak 1948”, diterbitkan oleh Pusat Informasi Nasional Palestina.

Israel Bombardir Kawasan Sekitar Rumah Sakit Al-Quds

Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), menerangkan bahwa otoritas pendudukan Israel telah beberapa kali memberi peringatan akan mengebom Rumah Sakit Al-Quds, yang berafiliasi dengan PRCS di Tel Al-Hawa, utara Jalur Gaza.