UNRWA: 176 Karyawan Kami Dibunuh Secara Tragis

Tentara Israel terus mengebom dan menyerang berbagai wilayah di Jalur Gaza dalam kondisi kemanusiaan yang sangat parah, tanpa membedakan antara penduduk sipil, petugas medis, karyawan lembaga dan organisasi internasional yang bekerja di bidang bantuan kemanusiaan di Gaza.

BY 4adminEdited Fri,05 Apr 2024,05:24 AM

Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Rabu (03/04/2024), mengumumkan bahwa sebanyak 176 karyawannya telah dibunuh “secara tragis” sejak awal serangan Israel di Jalur Gaza.

“Pemerintah Israel terus mencegah kami mencapai utara Jalur Gaza utara untuk memberikan bantuan makanan dan pasokan dasar," kata UNRWA.

UNRWA menyebutkan bahwa lebih dari separuh pasokan bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui pintu penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom bulan lalu merupakan bantuan milik lembaga UNRWA.

Tentara Israel terus mengebom dan menyerang berbagai wilayah di Jalur Gaza dalam kondisi kemanusiaan yang sangat parah, tanpa membedakan antara penduduk sipil, petugas medis, karyawan lembaga dan organisasi internasional yang bekerja di bidang bantuan kemanusiaan di Gaza.

Sementara itu, Jepang mengumumkan pendanaan kembali Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Jepang menekankan bahwa peran UNRWA tidak dapat diabaikan dalam menghadapi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (04/04), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 33.037 orang dan 75.668  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 2 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Nasib Tragis Tahanan Palestina di Bawah Pemerintahan Ekstremis Baru Israel

“Kunjungan ini menjadi titik balik dalam menghadapi langkah selanjutnya Palestina dan ancaman hak Israel, dalam arti bahwa ancaman tidak lagi hanya sebagai pernyataan sekilas, tetapi telah memasuki ranah praktis, terutama karena hasutan Ben-Gvir tidak sebatas menyetujui hukuman mati, melainkan ia menuntut agar beberapa langkah harus dilakukan untuk menekan para tahanan (Palestina),” kata kata Abdel Nasser Farwana.