Dokter Bedah Palestina dari Gaza Disiksa Sampai Mati di Tahanan Israel

Otoritas kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Adnan Al-Bursh telah meningkatkan jumlah petugas kesehatan yang dibunuh oleh Israel di Jalur Gaza menjadi 496 orang dan 1.500 lainnya mengalami luka-luka, serta 309 petugas kesehatan ditangkap sejak 7 Oktober.

BY 4adminEdited Sun,05 May 2024,06:38 PM

Gaza, SPNA - Dokter ahli bedah ortopedi Palestina dan kepala bagian bedah ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa, Adnan Al-Bursh (50 tahun), terbunuh setelah mengalami siksaan di pusat penahanan Israel, di mana ia dipenjara selama lebih dari empat bulan.

Kelompok Advokasi Palestina menyebut Adnan Al-Bursh meninggal di Penjara Ofer yang dikelola Israel di Tepi Barat, pada 19 April 2024 lalu. Namun kabar soal meninggalnya Adnan Al-Bursh baru diketahui pada Kamis (02/05/2024) waktu setempat. Jenazahnya bahkan belum dibebaskan oleh Israel hingga saat ini.

Berdasarkan pernyataan dari Masyarakat Tahanan Palestina, Adnan Al-Bursh, disiksa sampai mati pada 19 April di Penjara Ofer, Tepi Barat yang diduduki. Masyarakat Palestina menyebut pembunuhan kejahatan ini “pembunuhan yang disengaja”.

Sementara itu, tawanan Palestina lainnya, Ismail Abdul Bari Khader (33 tahun) juga meninggal dunia dalam tahanan. Jenazah Khader dibebaskan pada 2 Mei Bersama dengan 64 jenazah tahanan Palestina lainnya.

“Kedua korban meninggal karena penyiksaan dan kejahatan yang dilakukan terhadap tahanan Palestina dari Jalur Gaza,” kata Masyarakat

Adnan Al-Bursh ditangkap pada Desember lalu bersama dengan 10 pekerja medis lainnya selama serangan darat militer Israel di kamp pengungsi Jabalya, ketika ia merawat pasien di Rumah Sakit Al-Awada di utara Jalur Gaza.

Setelah pasien, petugas medis, dan ratusan penduduk sipil Palestina yang terpaksa mengungsi diusir dengan kekerasan dari Rumah Sakit Al-Shifa oleh pasukan Israel, Adnan Al-Bursh pindah ke Rumah Sakit Indonesia, di mana ia terluka dalam sebuah serangan. Ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Awada sebelum akhirnya diculik.

Otoritas kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Adnan Al-Bursh telah meningkatkan jumlah petugas kesehatan yang dibunuh oleh Israel di Jalur Gaza menjadi 496 orang dan 1.500 lainnya mengalami luka-luka, serta 309 petugas kesehatan ditangkap sejak 7 Oktober.

Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, mengatakan pada hari Jumat bahwa dirinya sangat khawatir dengan meninggalnya dokter terkemuka Adnan Al-Bursh.

“Saya mendesak komunitas internasional untuk melakukan intervensi dengan tindakan nyata untuk melindungi penduduk sipil Palestina. Tidak ada penduduk sipil Palestina yang aman di bawah pendudukan Israel saat ini,” ujar Francesca Albanese melalui media sosial.

Bulan lalu, Komisi Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengungkapkan bahwa jumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sudah melebihi 9.500 orang.

Para tahanan tersebut termasuk di antaranya 80 perempuan dan lebih dari 200 anak-anak. Mereka umunnya ditahan di penjara Megiddo, Ofer, dan Damon di Israel. Namun, jumlah ini belum termasuk ribuan orang yang ditahan atau dihilangkan secara paksa oleh pasukan Israel di Jalur Gaza. Lebih dari 3.660 penduduk sipil Palestina ditahan tanpa dakwaan dan proses pengadilan, termasuk di antaranya 22 perempuan dan 40 anak-anak.

Seorang dokter Israel yang bekerja di pusat penahanan Israel di Jalur Gaza baru-baru ini memperingatkan pihak berwenang di Tel Aviv tentang kondisi tidak manusiawi yang dihadapi para tahanan Palestina. Ia mengungkapkan bahwa para tahanan secara teratur ditutup matanya, diberi makan melalui sedotan, dipaksa buang air besar dengan popok, dan kaki dan tangan dibelenggu 24 jam sehari, yang mengakibatkan luka parah yang seringkali harus diamputasi.

Tahanan Palestina yang baru dibebaskan juga menceritakan pelecehan seksual dan penyiksaan ekstrem yang dilakukan oleh sipir penjara Israel.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (05/05), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 34.683  orang dan 78.018  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle)

leave a reply
Posting terakhir