Lembaga Islam di Yerusalem Peringatkan Bahaya Perluasan Gerbang al-Magharibah ke Komplek Al-Aqsa

Kelompok pemukim mengusulkan rencana untuk menghilangkan bukit pasir dan jembatan kayu yang menghubungkan Gerbang al-Magharibah dengan alun-alun Tembok Al-Buraq dan menggantinya dengan jembatan baru yang dihiasi dengan ayat-ayat Taurat.

BY 4adminEdited Wed,03 Aug 2022,11:42 AM

Yerusalem, SPNA - Berbagai lembaga Islam di Yerusalem pada hari Ahad (31/07/2022) menggaungkan peringatan kepada Israel atas rencana perluasan Gerbang al-Magharibah ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Proposal perluasan yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Israel tampaknya sebagai tanggapan atas seruan ekstremis sayap kanan pemukim ilegal Yahudi.

Pernyataan berisi peringatan itu ditandatangani oleh Dewan Wakaf, Urusan Islam dan Tempat Suci; Dewan Agung Islam; Darul Ifta Palestina (Badan Penguasa Islam); Mahkamah Agung di Yerusalem; Departemen Wakaf Islam; dan Departemen Urusan Masjid Al-Aqsa.

"Seruan provokatif terus menerus yang dikeluarkan oleh organisasi Temple Mount untuk memperluas Gerbang al-Magharibah adalah hal berbahaya," tegas organisasi tersebut. "Masjid dan kompleksnya - semuanya - adalah inti dari keyakinan Islam yang dianut oleh umat Islam di seluruh dunia."

Kelompok pemukim mengusulkan rencana untuk menghilangkan bukit pasir dan jembatan kayu yang menghubungkan Gerbang al-Magharibah dengan alun-alun Tembok Al-Buraq dan menggantinya dengan jembatan baru yang dihiasi dengan ayat-ayat Taurat. Mereka menyerukan penyerangan massal di Masjid Al-Aqsa pada 9 Agustus mendatang untuk menandai dugaan "penghancuran kuil".

Lembaga-lembaga Islam juga memperingatkan akan meningkatnya seruan, hasutan dan usulan untuk Yudaisasi Masjid Al-Aqsa. Mereka mencatat bahwa seruan dan proposal seperti itu selalu diikuti oleh serangan massal oleh pemukim ilegal terhadap situs suci Islam tersebut. Tidak ada bagian dari Tempat Suci Al-Aqsa yang terbuka untuk segala bentuk pembagian atau kemitraan, tambah mereka.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir

PBB Peringatkan 120.000 Pengungsi di Suriah Utara dalam Bahaya

“Banyak orang yang berjuang untuk bertahan hidup setelah kehilangan persediaan makanan, barang-barang rumah tangga, barang-barang lainnya, dan sumber air terkontaminasi. Dalam beberapa kasus, anak-anak kecil, orang tua, dan ibu hamil adalah kelompok paling berisiko karena akses ke mereka terputus, akibat daerah terpencil dan berlumpur. Suhu juga turun di bawah nol derajat,” kata Jens Lerke.