Tepi Barat, SPNA - Seorang pejabat Otoritas Palestina pada hari Selasa (23/08/2022) mengatakan bahwa mereka menolak warga Palestina yang melakukan perjalanan melalui Bandara Ramon Israel di dekat Eilat, Anadolu telah melaporkan. Musa Rahal menuduh Israel tidak berkomitmen pada perjanjiannya dengan PA.
Juru bicara Kementerian Perhubungan PA tersebut mengatakan bahwa posisi resmi jelas bahwa warga Palestina tidak boleh menggunakan bandara Israel.
“Ada prioritas dan hak di bawah perjanjian internasional,” jelas Rahal, “termasuk penyerahan Bandara Internasional Yerusalem di Qalandia, rekonstruksi Bandara Internasional Gaza dan memungkinkan pembangunan bandara baru di Tepi Barat, yang semuanya akan dikelola oleh Palestina." Satu-satunya bandara Gaza telah dihancurkan oleh Israel pada akhir 2001 dan awal 2002 silam.
Mengacu pada "pelecehan" Israel terhadap warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki menuju dan dari Yordania, juru bicara kementerian menyerukan agar prosedur dilonggarkan.
"Bandara Ramon mewakili kepentingan ekonomi Israel, merugikan kedaulatan Palestina dan memiliki dimensi politik terkait normalisasi dan penghapusan identitas Palestina," tegas Rahal. "Ini juga bertentangan dengan kepentingan Yordania." Israel, tambahnya, memiliki "pengetahuan yang cukup" tentang pesan-pesan dari PA.
Selain itu, pejabat tersebut menunjukkan bahwa pihak berwenang Palestina tidak memiliki cara untuk mengetahui siapa yang terbang keluar dari Bandara Ramon. "Dengan demikian dapat digunakan oleh orang-orang yang melarikan diri dari keadilan."
Otoritas Bandara Israel mengumumkan bahwa bandara akan mulai mengizinkan warga Palestina yang melakukan perjalanan dari Tepi Barat untuk menggunakan bandara mulai 22 Agustus. Kelompok pertama warga Palestina bergabung dengan penumpang lain dalam penerbangan ke Siprus pada hari Senin.
(T.RA/S: MEMO)