Sebagian Besar Usia Dihabiskan untuk Membangun Museum Pribadi, Serangan Udara Israel Kubur Mimpi Seorang Warga Palestina Gaza

Beruntung, Hazim bersama dengan 50 penghuni apartemen tersebut berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Tapi tidak dengan barang-barang berharga miliknya.

BY 4adminEdited Tue,23 May 2023,02:03 PM

Gaza, SPNA – Di atas puing rumah lima lantai miliknya, Hazim Muhanna, duduk meratapi kehilangan sebuah museum pribadinya yang telah dirintis perlahan sejak 40 tahun yang lalu. Barang-barang antik bersejarah koleksi pribadinya kini menjadi debu dan hilang bersamaan dengan ledakan salah satu misil pesawat tempur Israel.

Hazim yang telah memasuki usia senja, 62 tahun, menceritakan bahwa saudara laki-lakinya datang tengah malam dan menggedor rumahnya. Dia meminta Hazim dan keluargan untuk segera meninggalkan rumah karena akan menjadi sasaran rudal pesawat tempur Israel dalam waktu lima menit kemudian.

Beruntung, Hazim bersama dengan 50 penghuni apartemen tersebut berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Tapi tidak dengan barang-barang berharga miliknya.

Meski demikian, sampai saat ini Hazim masih terus mengais di antara reruntuhan rumahnya. Demi mendapatkan sebagian isi museum yang dimana dia telah menghabiskan segala hal untuk mengumpulkannya.

Hazim juga menceritakan hobinya untuk mengumpulkan barang-barang antik. “Ketika saya menemukan barang berharga dan tidak punya uang untuk membelinya, saya pernah menjual mobil yang saya pakai sehari-hari demi mendapatkannya.” Ucap Hazim dengan mata berkaca-kaca.

Museum itu sebutnya, akan diwariskan kepada anak-anaknya yang juga memiliki kecintaan yang sama.

Di antara barang yang paling berharga yang dimilikinya adalah sebuah bingkai berusia ratusan tahun. Juga sejumlah batu mulia, mata uang kuno dan kartu identitas dari berbagai negara. Serta sejumlah barang bersejarah Palestina, seperti gaun bordir tradisional, kendil dan dan artefak tembaga.

Hazim berkeyakinan bahwa penargetan Israel akan rumahnya yang berada di Kota Gaza tersebut ada hubungannya dengan barang-barang kuno warisan budaya Palestina itu.

“Saya kehilangan apa yang sangat berharga. Itu tidak bisa dihargai dengan materi karena berkaitan erat dengan jiwa.” Tambah Hazim.

Di Kota Gaza, Hazim sebenarnya berstatus pengungsi. Dia berasal dari, Al-Masmiyya, sebuah kota di utara Gaza yang saat ini dikuasai Israel. Dia dan keluarganya dipaksa meninggalkan rumah mereka ketika pertama kali Israel datang menjajah tanah Palestina sekitar 75 tahun lalu.

Perlu diketahui bahwa apartemen milik Hazim adalah satu dari 93 unit rumah warga Palestina yang hancur total dalam serangan Israel terakhir ke Gaza. Selain itu ada, serangan Israel yang berakhir dengan gencatan senjata pekan lalu itu juga membuat 128 rumah warga lainnya tidak layak huni, serta meninggalkan 1.820 bangunan rusak.

(T.HN)

Nuruddin Jamal Al-Harrazin

leave a reply
Posting terakhir