Pernah Digugat Ratusan Kali oleh Pengadilan Israel Akibat Ujaran Kebencian, Inilah Biografi Lengkap Pejabat Ekstrem Israel Itamar Ben-Gvir

Ahli sejarah Israel, Simon Epstein, dalam wawancaranya dengan France24 pada Mei 2021, mengatakan bahwa Ben-Gvir adalah murid terbaik Meir Kahane (1932-1990). Meir adalah rabi Yahudi yang dikenal dengan kebenciannya kepada warga berdarah Arab.

BY 4adminEdited Mon,22 May 2023,09:32 AM

Yerusalem, SPNA – Media Palestina dan Arab kembali heboh dan ramai dengan pemberitaan kunjungan Menteri Pertahanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa, pada Minggu (21/05/2023). Kunjungan penjabat Israel dianggap sebagai tindakan provokatif yang dapat menyulut kemarahan warga Palestina.

Itamar Ben-Gvir lahir pada tahun 1976 di Yerusalem Barat, anak dari sepasang suami istri yahudi dari Irak.

Karir politiknya dimulai pada umur 19 tahun. Pada tahun 1995, pasca penandatanganan perjanjian Oslo, ia mempublish plat nomor mobil Presiden Israel Yitzhak Rabin, dan mengatakan “Kami berhasil memotret plat mobil Rabin, yang berarti kami bisa menemukannya.”

Beberapa pekan setelah pernyataan tersebut, Rabin-pun tewas dibunuh oleh seorang Yahudi ekstrem.

Pengadilan Israel pernah mengajukan kepadanya ratusan gugatan atas tuduhan penyebaran kebencian. Ia juga mempelajari hukum, untuk kemudian menjadi seorang pengacara untuk membela dirinya dan orang-orang dari golongan kanan ekstrem Israel.

Pad tahun 2006 misalnya, ia pernah berjuang membela dua pemuda Yahudi Israel yang membakar rumah warga Palestina di Tepi Barat, dan menyebabkan dua suami Istri dan seorang bayi 18 bulan meninggal dunia.

Akar Pemikiran Ekstrem Ben-Gvir

Pemikiran ekstrem dan ideologi kebencian terhadap warga non-Yahudi ia wariskan dari Rabi Yahudi Meir Kahane (1932-1990). Semasa hidup, Meir dikenal sebagai salah satu tokoh Israel yang memperjuangkan pembentukan Israel sebagai negara murni Yahudi dan mengusir seluruh warganya yang berdarah Arab.

Meir yang juga merupakan salah satu anggota Knesseth Israel antara tahun 1984 sampai 1988, kemudian tewas terbunuh pada tahun 1990. Partai yang menaunginya dibubarkan pada tahun 1994 dengan tuduhan melakukan aksi terorisme dan rasis.

Ahli sejarah Israel, Simon Epstein, dalam wawancaranya dengan France24 pada Mei 2021, mengatakan bahwa Meir meninggalkan banyak pendukungnya.

Namun yang paling cerdas di antara mereka adalah Itamar. Ia berhasil menahan diri untuk tidak menampakkan sikap ekstremisnya sampai akhirnya dapat masuk ke Knesseth Israel,  pasca gagal selama tiga kali percobaan sebelumnya.

Keberhasilan Itamar untuk masuk ke dalam jantung pemerintahan Israel, semakin menguatkan ide kekerasan yang dipraktikkan oleh sebagian kelompok Yahudi ekstrem terhadap warga Palestina. Serta dapat melindungi mereka dari ancaman hukum.

Penyebab Bentrokan di Yerusalem

Pada tahun 2021, pihak kepolisian Israel menuduh Itamar sebagai dalang di balik kegaduhan dan bentrokan yang berlangsung di Yerusalem.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kobi Shabtai, polisi senior Israel, saat menghadiri pertemuan dengan Benjamin Netanyahu. “Anggota Parlemen yang tergabung dalam koalisi kanan ekstrem dan para pendukungnya adalah sebab di balik kekerasan yang terjadi di Yerusalem dan memancing kemarahan warga Palestina.”Tambahnya.

Di antara aksi provokatif yang dilakukan Itamar adalah membuka kantor partainya di Distrik Syekh Jarrah, Yerusalem. Langkah yang dianggap oleh warga Palestina sebagai pencaplokan wilayah terbaru.

Para pendukungnya juga mengkampanyekan larangan nikah antara Yahudi dan non-yahudi, serta meneriaki “kematian untuk arab” dalam salah satu unjuk rasa di depan gerbang Al-Amud.

Ketegangan yang kembali terjadi di Distrik Syekh Jarrah pada Februari 2022 juga dipicu oleh pria 45 tahun tersebut. Ia kembali membangun kemah sebagi tempat ia bekerja di Distrik tersebut.

 (T.HN/S: France24.com)

leave a reply
Posting terakhir