Tolak Penahanan Administrasi, 13 Tahuanan Palestina Lakukan Mogok Makan

Menurut angka yang diperoleh oleh kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem, pada Maret 2023, Israel menahan 1.017 orang dalam penahanan administratif, yang merupakan jumlah tahanan administratif tertinggi sejak April 2003, ketika Israel menahan 1.140 tahanan administratif.

BY 4adminEdited Mon,14 Aug 2023,04:39 AM

Ramallah, SPNA - Sebanyak 13 tahanan Palestina melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanan administratif yang tidak adil yang dilakukan oleh otoritas Israel, kata Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS).

PPS menyebutkan bahwa tahanan Seif Hamdan, Saleh Rabaya, Qusai Khader dan Osama Ikhlil melakukan mogok makan selama 14 hari, sementara Kayed al-Fasfous dan Sultan Khlouf melakukan mogok makan selama 10 hari.

Tahanan lainnya, Osama Darkouk, telah melakukan mogok makan selama enam hari.

Sementara itu, enam tahanan lainnya melakukan mogok makan selama tiga hari. Keenam tahanan itu adalah: Hadi Nazzal, Mohammad Taysir Zakarneh, Anas Kmail, Abdelrahman Baraka, Mohammad Basem Ikhmis, dan Zuhdi Abdo.

Pada hari Sabtu (12/08/2023), Komisi PLO untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan meminta masyarakat internasional untuk memecah kesenyapan atas kejahatan penahanan administratif Israel, di mana warga Palestina dipenjara tanpa dakwaan atau pengadilan yang melanggar semua hukum dan norma internasional.

Dalam sebuah pernyataan pers, PPS menuntut "tindakan jelas dan nyata dengan cara membentuk komite hak asasi manusia internasional yang akan segera mengunjungi penjara pendudukan Israel, memeriksa kejahatan (penahanan administratif) dalam semua perinciannya dan mengamati dengan cermat penderitaan para tahanan administratif, yang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan, dan yang hidup dalam belas kasihan dari apa yang disebut petugas intelijen Israel.”

“Pelanggaran tidak bermoral dan tidak manusiawi yang terkait dengan penggunaan kebijakan ini oleh kekuatan pendudukan melanggar semua prinsip hukum internasional dan kemanusiaan, dan sangat bertentangan dengan teori demokrasi dan mereka yang mengaku demokratis di seluruh dunia, terutama Amerika dan Eropa,” tambah pernyataan itu.

Menurut angka yang diperoleh oleh kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem, pada Maret 2023, Israel menahan 1.017 orang dalam penahanan administratif, yang merupakan jumlah tahanan administratif tertinggi sejak April 2003, ketika Israel menahan 1.140 tahanan administratif.

Dari 1.017 tahanan administratif (per Maret 2023), 366 ditahan kurang dari tiga bulan, 550 ditahan selama tiga bulan sampai satu tahun, 98 ditahan untuk jangka waktu antara satu dan dua tahun dan tiga ditahan lebih dari satu tahun. dua tahun.

(T.RA/S: WAFA)

leave a reply
Posting terakhir